dc.description.abstract | Pada masa ini, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam bidang Kesehatan masyarakat terkait Penyakit Tidak Menular (PTM). Di Indonesia, PTM termasuk dalam sepuluh besar penyakit penyebab kematian dan jumlah kejadiannya semakin meningkat. Mayoritas PTM yang terjadi di masyarakat adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus (DM). DM merupakan salah satu penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolisme tubuh yang diidentifikasi dengan naiknya kadar glukosa darah (hyperglikemia) di atas batas normal yang telah ditentukan, yaitu kadar gula ketika normal atau >200 mg/dl dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. DM terkenal sebagai penyakit silent killer atau penyakit yang kerap kali tidak disadari oleh penderitanya. Jumlah kasus DM pada tahun 2021 di seluruh dunia mencapai 537 juta orang. Saat ini Indonesia berada pada urutan ke lima dengan jumlah penderita terbesar di dunia dengan persentase 19,47%. Prevalensi DM dalam Riskesdas dari tahun 2007, 2013 dan 2018 selalu mengalami peningkatan. Pada Riskesdas Tahun 2018 Provinsi DKI Jakarta merupakan Provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu 3,4%. Faktor risiko kejadian DM yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alcohol, konsumsi buah dan sayur.
Peneliti menggunakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional mengikuti desai penelitian Riskesdas tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta yang telah tertulis dalam Laporan Riskesdas tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11.083 sampel. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan sebesar 95%(α=0,05). Hasil peneltian menunjukkan bahwa ada sembilan variabel independen yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus di Provinsi DKI Jakarta yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hipertensi, aktivitas fisik, merokok, konsumsi buah dan konsumsi sayur dengan hadi p-value <0,05. Berdasarkan analisis multivariat variabel yang berpengaruh terhadap kejadian diabetes melitus di Provinsi DKI Jakarta adalah usia, hipertensi, status pekerjaan dan konsumsi buah. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah masyarakat diharapkan dapat menjaga pola makan yang sehat sesuai dengan kebutuhan serta selalu melakukan aktivitas fisik dengan benar dan teratur. Bagi instansi kesehatan pemerintah meningkatkan dan memprioritaskan program-program yang bersifat preventif. Peneliti selanjutnya dapat memperluas jangkauan penelitian dengan menambahkan variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini. | en_US |