dc.description.abstract | Pemahaman konsep dalam matematika yang kuat akan membantu siswa untuk
mengembangkan dan mempelajari konsep-konsep berikutnya agar siswa mampu
mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan informasi yang diberikan
oleh guru SMP Negeri 2 Panti melalui wawancara mengatakan bahwa berdasarkan
pengamatannya, tingkat penguasaan konsep-konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari masih rendah dengan ketuntasan hasil belajar siswa juga rendah yang
hanya mencapai sekitar 25% dari 39 siswa kelas VIIA. Hal ini disebabkan banyak
siswa yang belum menguasai konsep-konsep matematika secara mendalam. Penyebab
masalah tersebut adalah metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah
sehingga siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi
hal tersebut adalah menerapkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem
Based Instruction (PBI). Dalam pembelajaran ini siswa diberi suatu permasalahan
yang membutuhkan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, melaksanakan
eksperimen untuk membuktikan hipotesis, dan penyimpulan materi oleh siswa itu
sendiri, sehingga konsep akan tertanam dalam ingatan siswa melalui pengalaman.
Dalam pelaksanaan tahap-tahap yang terdapat pada LKS tersebut, terdapat kendala
pada diri siswa yaitu kurangnya pengetahuan dari arti kalimat dari setiap tahapan.
Peran guru yaitu membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKS dengan cara
menjelaskan tentang arti kalimat tersebut, sehingga sangat membantu dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Instruction (PBI).
ix
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Panti
dimulai bulan Maret 2011 sampai dengan Mei 2011. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas VIIA berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus.
Data yang dikumpulkan berupa aktivitas siswa, aktivitas kelompok, aktivitas guru,
dan hasil tes akhir tiap siklus serta hasil wawancara dengan guru bidang studi dan
siswa. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian memperlihatkan tahapan dalam pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) dapat berjalan dengan lancar
yang terlihat di langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti).
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam PBI pada
kedua siklus yaitu memunculkan masalah dalam konteks nyata, mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok dalam
penyelidikan, bekerja, dan belajar, serta membantu siswa mempersiapkan hasil karya
mendapatkan penilaian yang maksimal atau sangat baik dari guru bidang studi
matematika. Tetapi ada satu tahapan yang dinilai kurang maksimal dari guru bidang
studi matematika yaitu tahapan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Persentase aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) pada siklus I sebesar 85,00%,
sedangkan pada siklus II sebesar 90,00%. Tetapi para siswa ada yang kurang teliti
dalam mengerjakan LKS yang tampak pada tahap eksperimen untuk membuktikan
hipotesis. Selain itu, siswa juga merasa agak malu dan belum terbiasa dalam
penyajian hasil karya dengan presentasi di depan kelas. Persentase aktivitas belajar
siswa pada siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan yaitu sebesar 69,21% ke
73,43% dengan kategori aktif. Persentase klasikal ketuntasan hasil belajar siswa pada
pembelajaran siklus I sebesar 61,11% dan pada siklus II sebesar 89,19%. Hasil ini
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem
Based Instruction (PBI) mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jajar
genjang dan belah ketupat. | en_US |