Hubungan Asupan Zink terhadap Tinggi Badan Anak Usia 6-59 Bulan di Kecamatan Jelbuk dan Sumberjambe
Abstract
Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada anak di bawah lima tahun
(balita) yang terjadi karena kekurangan gizi kronis sehingga balita memiliki ciri
fisik yang pendek. Stunting terjadi jika balita memiliki nilai z-score kurang dari -2
Standar Deviasi/SD (stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted).
Kekurangan gizi kronis pada balita stunting terjadi sejak balita tersebut di dalam
kandungan sampai masa awal kehidupan balita tersebut (Trihono dkk., 2015;
Kepmenkes, 2022). Berdasarkan data penimbangan balita pada bulan timbang
Februari 2022, prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Jember, yaitu
Puskesmas Sumberjambe (19,98%) dan Puskesmas Jelbuk (17,55%). Salah satu
defisiensi mikronutrien yang sering terjadi yaitu defisiensi zink. Pada tahun 2006
prevalensi anak-anak kekurangan zink di Indonesia sebesar 36,1%. Penelitian
yang dilakukan di Desa Jambearum, Kecamatan Sumberjambe pada tahun 2018
menunjukkan hubungan yang bermakna antara asupan zink terhadap kejadian
stunting pada balita (Aiman dkk., 2020). Tingkat konsumsi zink berhubungan
terhadap kejadian stunting pada balita di Panduman, Kecamatan Jelbuk (Maulidah
dkk., 2019). Penelitian yang dilakukan Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Jember pada tahun 2019 menemukan bahwa
sebagian besar anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Jelbuk dan Sumberjambe
mengalami defisit zink. Defisiensi zink dapat menurunkan sekresi Insuline-like
Growth Factor 1 (IGF-1). IGF-1 berfungsi meningkatkan pertumbuhan sel,
sehingga berkurangnya sekresi IGF-1 menyebabkan pertumbuhan pada anak
terhambat (Dewi dkk., 2022). Penelitian mengenai hubungan zink dengan PB/TB
pada balita di Indonesia masih sedikit, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk menambah referensi dan pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara asupan zink dengan
PB/TB pada anak usia 6-59 bulan di wilayah Kecamatan Jelbuk dan
Sumberjambe. Tujuan lainnya yaitu mengetahui distribusi usia, jenis kelamin,
pendidikan ibu, pendapatan orang tua balita, persentase kecukupan konsumsi zink
pada balita, kategori PB/TB balita.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional. Seluruh sampel yang digunakan pada penelitian ini
berasal dari data sekunder penelitian sebelumnya. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 119, 59 sampel berasal dari Kecamatan Jelbuk dan 60 sampel berasal
dari Kecamatan Sumberjambe. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu asupan
zink pada anak dan variabel terikat pada penelitian ini yaitu PB/TB pada anak.
Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat
menggunakan uji korelasi spearman dengan p<0,05 dan Analisis multivariat
dilakukan menggunakan uji regresi linear berganda.Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara asupan zink terhadap PB/TB anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Jelbuk dan
Sumberjambe (p=0,001) dengan hubungan yang cukup kuat (r=0,295), namun
pada analisis multivariat didapatkan bahwa faktor usia anak yang berpengaruh
paling dominan terhadap PB/TB anak.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]