dc.contributor.author | JULIAN, Liffani | |
dc.date.accessioned | 2024-02-19T07:34:01Z | |
dc.date.available | 2024-02-19T07:34:01Z | |
dc.date.issued | 2024-01-29 | |
dc.identifier.nim | 190110401049 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119935 | |
dc.description | validasi_repo_firli_Februari_2024_16
Finalisasi unggah file repositori tanggal 19 Februari 2024_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Tata suara, sebagai teknik pengaturan suara dalam bidang karya audio
visual, memiliki peran penting dalam film. Suara pada film dapat memengaruhi cara
kita merasakan dan menginterpretasikan gambar. Klasifikasi suara dalam film
meliputi speech, music dan sound effect. Sound effect adalah suara dari alam sekitar
atau benda-benda, kecuali manusia. Penataan suara yang tepat, mulai dari musik,
dialog, hingga efek audio, dapat mempengaruhi kondisi psikologis penonton, sesuai
dengan visi sutradara dan arah cerita film.
Gaya penataan suara dalam film cenderung menggunakan realisme, sesuai
dengan yang terlihat dalam frame, namun gaya surealis menekankan pengaruh
psikologis yang tidak terikat pada batas frame. Suara dalam film memiliki peran
subliminal, memengaruhi pendengaran secara tidak sadar. Narasi sinema, sebagai
bentuk narasi paling canggih, menggabungkan gambar dan suara untuk
mengoptimalkan komunikasi multimedia. Peran audio dalam film terbagi menjadi
verbal (dialog, monolog, narasi) dan non-verbal (ambience, emosi, suara alam).
Tomlinson (2010) mencatat dalam bukunya "Sound for Film and
Television" bahwa rekaman suara dalam film dan televisi sering kali melebihlebihkan realitas. Ini disebabkan oleh adanya suara yang bersaing satu sama lain
pada bagian tertentu, mengharuskan setiap suara yang direkam didengar secara
berlebihan. Meskipun rekaman dapat terdengar tidak natural, hal ini masih sesuai
dengan konteks yang ingin disampaikan dalam aspek suara. Salah satu elemen yang
mencerminkan efek ini adalah Folley effect, yang merupakan suara yang dihasilkan
dari penyinkronan gambar dengan adegan atau kegiatan yang sangat responsif.
Sebagai contoh, suara langkah kaki sering kali dilebih-lebihkan, disebabkan oleh
pengalaman sineas yang menemukan rekaman suara detail yang kurang jelas
selama produksi film.
Film A Quiet Place menjadi subjek penelitian karena dominasi sound effect
dibandingkan dialog sepanjang film. Penelitian fokus pada penguatan hyperreality
sound effect untuk membangun suasana menegangkan. Alasan pemilihan film ini
adalah keunikan penggunaan dominasi sound effect, terutama karena karakter
monster yang sensitif terhadap suara, mengharuskan karakter menggunakan bahasa
isyarat dan mengurangi gerakan untuk menghindari serangan. Film ini mendapat
beberapa nominasi penghargaan, termasuk Golden Globe Awards dan Hollywood
Music in Media Awards. Penelitian akan menganalisis penggunaan efek suara
hiperrealitas dalam memperkuat atmosfer dan pengalaman menegangkan dalam
film A Quiet Place.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan film A
Quiet Place sebagai objek material dan hyperreality sound effect sebagai formal.
Film A Quiet Place juga dijadikan sebagai data primer yang berdurasi 90 menit
yang diakses melalui platform Netflix. Data sekunder pada penelitian ini berupa
referensi buku terkait hyperreality sound effect sebagai referensi seperti “Sound for
Film and Television” karya Thomlinson Holman dan “Film Art an Introduction”
karya David Bordwell dan kristin Thompson. Referensi buku terkait suspense “ The
Philosophy of Horror” karya Noel Carrol.
Penelitian ini menggunakan kajian teori hyperreality sound effect dan
suspense untuk menganalisis adegan yang dapat membangun ketegangan menurut
waveform dan spectrum pada aplikasi software audacity. Hasil dari penelian ini,
ditemukan 41 sampel hyperreality sound effect. Namun, yang mengandung
suspense hanya kurang lebih 21 sampel dengan total tujuh adegan.
Penelitian “Penggunaan Hyperreality Sound Effect pada Audio dalam
Membangun Suasana Menegangkan pada Film A Quiet Place” hanya berfokus pada
hyperreality sound effect dalam membangun ketegangan dan menyimpulkan bahwa
hyperreality sound effetct memiliki efektifitas yang tinggi dalam membangun
suasana menegangkan pada film A Quiet Place dengan dibantu dengan jalannya
cerita | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen Pembimbing utama : Denny Antyo Hartanto, S.Sn., M.Sn;
Dosen Pembimbing anggota : Ni Luh Ayu Sukmawati, S.Pd., M.Hum | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Budaya | en_US |
dc.subject | Hyperreality Sound Effect | en_US |
dc.subject | Analisis Film | en_US |
dc.subject | Sound Effect | en_US |
dc.title | Penggunaan Hyperreality Sound Effect pada Audio dalam Membangun Suasana Menegangkan pada Film A Quiet Place | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Program Studi Televisi dan Film | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Denny Antyo Hartanto, S.Sn., M.Sn. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Ni Luh Ayu Sukmawati, S.Pd., M.Hum. | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_firli_Februari_2024_16 | en_US |