Pengaruh Pemberian Abscisic acid Selama Penyimpanan Terhadap Perubahan Biokimia Pada Biji Kakao (Theobroma cacao L.)
Abstract
Biji kakao merupakan biji rekalsitran yang artinya tidak memiliki masa
istirahat, daya simpan tertinggi yang dimiliki biji kakao hanya 20 hari bila biji tetap
dalam kulit buah. Pada kondisi tersebut proses perkecambahan dihambat oleh
daging buah dan juga lapisan pulp yang menempel pada biji kakao, akan tetapi cara
ini membutuhkan volume yang besar apabila disimpan dalam waktu yang cukup
lama. Selain itu, 80% bagian dari buah kakao adalah pod yang rentan terhadap
serangan penyakit dan hama. Apabila dikeluarkan dari podnya maka dalam waktu
1-2 hari biji kakao akan segera berkecambah kemudian biji akan mati setelah 7-10
hari. Sebagai biji rekalsitran, biji kakao menghendaki kandungan air yang relatif
tinggi selama penyimpanan. Hal ini menyebabkan kegiatan respirasi cenderung
lebih cepat dan menghabiskan sebagian cadangan makanan yang seharusnya
diperlukan untuk pertumbuhan selanjutnya.
Pada hal tersebut maka diperlukan adanya penangan pasca panen guna
memenuhi kebutuhan biji yang akan ditanam di lapang. Kegiatan tersebut
merupakan metode penyimpanan biji untuk memperpanjang umur simpan.
Penyimpanan biji merupakan kegiatan mengkondisikan biji pada suhu dan
kelembaban optimum untuk mempertahankan viabilitas biji. Berdasarkan hal
tersebut maka diperlukan adanya suatu inovasi untuk menghambat terjadinya
perkecambahan ketika biji kakao disimpan salah satunya dengan pemberian
hormon abscisic acid. Hormon abscisic acid dikenal sebagai hormon yang dapat
menghambat perkecambahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon
biji kakao apabila disimpan dengan perlakuan pemberian hormon abscisic acid.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Langkap (RAL)
faktorial yang terdiri dari 12 taraf dan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang
dianalisis yaitu panjang radikula biji kakao, total protein terlarut, total asam amino,
derajat hidrolisis, aktivitas enzim protease dan SDS-PAGE profil protein.
Hasil data yang diperolah pada perlakuan penyimpanan biji kakao yang
diberikan hormon abscisic acid menunjukkan terjadinya perubahan morfologi biji
kakao yang diberi hormon abscisic acid perkecambahannya semakin lambat pada
perlakuan 50 ppm dengan penyimpanan selama 10 hari. Data menunjukkan panjang
radikula biji kakao yaitu 0,02±0,25 cm, total protein menurun menjadi 1,11±0,08
(mg/g), total asam amino juga menurun menjadi 6,55±0,02 mg/g, pada parameter
derajat hidrolisis juga mengalami penurunan yaitu 9,06 mg/ml, dan untuk aktivitas
enzim protease juga mengalami penurunan yaitu 0,77±0,7 unit/menit. Hal ini
berbanding terbalik dengan perlakuan kontrol yaitu perlakuan yang tidak diberikan
hormon abscisic acid dengan penyimpanan 10 hari kandungan biokimianya
semakin meningkat. Data pengamatan menunjukkan panjang radikula biji kakao
mencapai 4,20±0,30 cm, total protein juga mengalami peningkatan yaitu 7,84±0,40
mg/g, total asam amino mengalami peningkatan yaitu 1,36±0,03 mg/g, derajat
hidrolisis mengalami peningkatan yaitu 0,33±0,03 mg/ml, peningkatan tersebut
juga sejalan dengan meningkatnya aktivitas enzim protease yaitu 0,77±0,07
unit/menit. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian hormon abscisic
acid dengan konsentrasi 50 ppm dapat menghambat proses perkecambahan dengan
lama penyimpanan 10 hari.
Kata kunci : Kakao, Hormon Absci
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]