Analisis Kemampuan Berpikir Komputasi Siswa Melalui Implementasi LKPD Terintegrasi Geogebra pada Materi Gerak

Abstract

Pembelajaran fisika dapat dilakukan dengan membuat simulasi gerak untuk membantu memvisualisasikan suatu peristiwa. Berpikir komputasi merupakan kemampuan yang dapat memberikan arahan untuk mengahadapi abad 21. Hasil observasi di salah satu sekolah menunjukkan bahwa berpikir komputasi belum diajarkan. Kemampuan berpikir komputasi dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Ketersedian bahan ajar yang terbatas pada buku paket menjadi salah satu permasalahan dalam pendidikan. Bahan ajar seperti Lembar Kerja Perserta Didik (LKPD) dapat digunakan sebagai penunjang siswa untuk membantu pemecahan masalah. Geogebra dapat digunakan dalam pembelajaran fisika untuk memecahkan permasalahan. Kemampuan siswa dalam membaca hasil percobaan yang disajikan dalam bentuk grafik diperlukan agar tidak terjadi kesalahan ketika mengerjakan soal terutama pada materi Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kemampuan berpikir komputasi siswa melalui implementasi LKPD terintegrasi Geogebra pada indikator abstraksi, dekomposisi, berpikir algoritma, dan generalisasi. Jenis penelitian ini termasuk penelitian gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian oleh concurrent embedded strategy design. Data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil kemampuan berpikir komputasi siswa melalui implementasi LKPD terintegrasi Geogebra. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Kemudian, dilakukan analisis data kualitatif menggunakan pendekatan interaktif oleh Miles dan Huberman dengan tahapan yang meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan Sedangkan, analisis data kuantitatif menggunakan perhitungan rumus untuk memberikan penilaian LKPD.Penelitian ini menggunakan empat indikator kemampuan berpikir komputasi yaitu: abstraksi, dekomposisi, berpikir algoritma, dan generalisasi. Pada indikator abstraksi, mayoritas siswa mendapatkan kategori sangat baik karena siswa mampu menentukan informasi penting dalam penyelesaian masalah serta menjelaskan kelebihan dan kekurangan simulasi. Indikator berpikir komputasi dekomposisi mayoritas siswa tergolong sangat baik karena mampu melakukan identifikasi dan menguraikan permasalahan menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Hal ini ditunjukkan ketika siswa mampu menentukan variabel percobaan, menghitung nilai percepatan, dan mengidentifikasi hasil nilai jarak yang ditempuh dari perhitungan manual dan simulasi. Pada indikator berpikir algoritma mendapatkan kategori sangat baik karena mayoritas siswa mampu menentukan dan menjelaskan langkah-langkah untuk solusi permasalahan. Hal ini terlihat ketika siswa menyajikan data pada tabel hasil percobaan, pembuatan simulasi, membuat grafik menggunakan simulasi, dan membuat flowchart. Indikator generalisasi menunjukkan hasil bahwa siswa termasuk dalam kategori baik. Kemampuan generalisasi siswa dapat terlihat ketika menentukan persamaan pola pada soal, mempresentasikan hasil percobaan, dan menyimpulkan hasil percobaan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir komputasi mayoritas siswa pada indikator abstraksi, dekomposisi, dan berpikir algoritma tergolong sangat baik. Pada indikator generalisasi kemampuan siswa tergolong dalam kategori baik. Penelitian ini masih dapat dikembangkan kembali dengan menambah subjek penelitian lebih dari satu kelas agar dapat membandingkan perlakuan antara kelas kontrol dan eksperimen melalui LKPD yang diintegrasikan menggunakan Geogebra.