dc.contributor.author | ANDANI, Ravika Mery | |
dc.date.accessioned | 2024-01-04T04:25:07Z | |
dc.date.available | 2024-01-04T04:25:07Z | |
dc.date.issued | 2023-10-26 | |
dc.identifier.nim | 190710101346 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119343 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 4 Januari 2024_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Tindak pidana di bidang kesehatan dengan pemberian pelayanan kesehatan
berupa tindakan veneer gigi yang diberikan oleh bukan tenaga kesehatan yang
memiliki izin untuk berpraktik sebagaimana dalam Putusan Nomor:
51/Pid.Sus/2019/PN.Krg, dari tindak kejahatan yang dilakukan terdakwa tersebut
telah menyebabkan kerugian kesehatan pada saksi korban. Pada putusan tersebut
terdapat permasalahan yang akan dikaji yaitu kesesuaian bentuk dakwaan yang
digunakan oleh penuntut umum dengan perbuatan terdakwa pada fakta-fakta yang
terungkap di persidangan. Permasalahan kedua yaitu kesesuaian pertimbangan
hakim dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan. Berdasarkan
permasalahan tersebut muncul dua rumusan masalah dalam pembahasan skripsi ini
yaitu: 1. Apakah bentuk dakwaan penuntut umum telah sesuai dengan perbuatan
terdakwa dalam Putusan Nomor: 51/Pid.Sus/2019/PN.Krg?; 2. Apakah putusan
hakim menjatuhkan sanksi pidana dalam Putusan Nomor: 51/Pid.Sus/2019/PN.Krg
telah sesuai dengan perbuatan terdakwa yang terungkap di persidangan?. Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bentuk dakwaan apa yang
tepat digunakan oleh penuntut umum dan mengevaluasi kesesuaian putusan hakim
dalam menjatuhkan sanksi pidana dengan perbuatan terdakwa dan fakta yang
terungkap di persidangan.
Metode penelitian yang digunakan untuk membahas permasalahan skripsi
ini adalah metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan
perundang-undangan, yaitu dengan menelaah dan menganalisis peraturan
perundang-undangan yang dikaitkan dengan permasalah hukum dan pendekatan
konseptual, yaitu dengan menganalisis dan menggunakan konsep, doktrin, dan asas
yang telah berkembang di kalangan sarjana hukum.
Hasil dari penelitian ini adalah yang pertama, surat dakwaan merupakan
surat atau akta yang memiliki peran sangat penting sebagai dasar pemeriksaan
perkara pidana di sidang pengadilan. Surat dakwaan harus disusun dengan rumusan
yang sesuai dengan perbuatan terdakwa yang dapat diperoleh dari hasil penyidikan.
Ketidaksesuaian rumusan surat dakwaan dengan hasil penyidikan dapat membuat
surat dakwaan kabur. Di dalam Putusan Nomor: 51/Pid.Sus/2019/PN.Krg penuntut
umum mendakwa dengan bentuk dakwaan tunggal. Penuntut umum menilai bahwa
terdakwa hanya melakukan satu tindak pidana. Namun berdasarkan perbuatan
terdakwa yang didukung dengan fakta-fakta di persidangan menyatakan terdakwa
telah melakukan dua tindak pidana yang patut dipandang sebagai tindakan yang
berdiri sendiri, yaitu tindak pidana orang yang bukan tenaga kesehatan bertindak
seolah-olah tenaga kesehatan yang telah memiliki izin untuk berpraktik
sebagaimana diatur dalam Pasal 83 Undang-Undang Tenaga Kesehatan dan turut
mengedarkan dan menggunakan bahan atau obat dan kosmetik yang tidak memiliki
izin edar sebagaimana diatur dalam Pasal 197 Undang-Undang Kesehatan. Kedua,
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
xiii
penjatuhan sanksi pidana penjara selama 3 (tiga) bulan tidak sesuai karena dinilai
terlalu ringan dibandingkan dengan ancaman maksimal pidana penjaranya yaitu 5
(lima) tahun. Terdapat fakta bahwa perbuatan terdakwa tidak hanya berpraktik
seolah-olah tenaga kesehatan namun turut mengedarkan sediaan farmasi yang tidak
memiliki izin edar dan terdakwa tidak memiliki izin praktik salon dan praktik
kesehatan yang seharusnya dipertimbangkan dalam keadaan yang memberatkan
oleh hakim. Selain itu apabila ditinjau dari tujuan pemidanaan tidak dapat
menimbulkan rasa takut agar orang lain tidak melakukan kejahatan yang sama.
Hakim dalam putusannya dapat menjatuhkan pidana tambahan berupa pembayaran
ganti rugi yaitu biaya perawatan kesehatan untuk luka yang dialami saksi korban
akibat perbuatan terdakwa.
Saran yang dapat diberikan adalah penuntut umum dalam menyusun
rumusan surat dakwaan dan hakim dalam memutus perkara seharusnya dapat lebih
cermat, teliti, dan hati-hati. Dari ketiga sifat dan sikap tersebut nantinya dapat
mencapai tujuan pemidanaan yang berlandaskan keadilan. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen I : Dr. Y.A. Triana Ohoiwutun, S.H., M.H.
Dosen II : Halif, S.H., M.H. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Hukum | en_US |
dc.subject | Putusan Hakim | en_US |
dc.subject | Tindak Pidana Kesehatan | en_US |
dc.subject | Dakwaan | en_US |
dc.title | Analisis Putusan Hakim terhadap Terdakwa Bukan Tenaga Kesehatan yang Melakukan Tindakan Veneer Gigi yang Mengakibatkan Luka Berat (Studi Putusan Nomor: 51/Pid.Sus/2019/PN.Krg) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Ilmu Hukum | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Y.A. Triana Ohoiwutun, S.H., M.H. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Halif, S.H., M.H. | en_US |
dc.identifier.validator | Kacung-21 Desember 2023 | en_US |