Show simple item record

dc.contributor.authorAisyah Marita
dc.date.accessioned2013-12-24T02:36:24Z
dc.date.available2013-12-24T02:36:24Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM071610101047
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11932
dc.description.abstractKesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia. Saat ini manusia cenderung memanfaatkan beragam flora yang berkhasiat sebagai alternatif dalam upaya memelihara kesehatan, mencegah maupun mengobati penyakit karena mahalnya biaya berobat. Salah satu jenis tanaman herbal yang banyak digunakan saat ini adalah tanaman rosela. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rosela mengandung zat flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berkumur rebusan kelopak bunga rosela terhadap jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. pada saliva anak usia 10-12 tahun. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan Maret 2011, dengan menggunakan 2 kelompok sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Subyek penelitian sebanyak 20 siswa SDN Kepatihan 3 Jember. Subyek kelompok kontrol terdiri dari 10 orang yang diinstruksikan untuk berkumur air mineral dan kelompok perlakuan terdiri dari 10 orang yang diinstruksikan untuk berkumur larutan rosela. Teknis pelaksanaannya adalah : 1 minggu sebelum penelitian seluruh subyek penelitian di skaling. Pada saat hari penelitian seluruh subyek menyikat gigi dengan pasta gigi yang sama dan 1 jam kemudian diinstruksikan untuk meludah. Setelah itu 10 anak kelompok kontrol berkumur air mineral dan 10 anak kelompok perlakuan berkumur rebusan kelopak bunga rosela. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, rata-rata jumlah koloni Streptococcus sp. sebelum berkumur air mineral adalah sebanyak 469,8000 cfu, sedangkan setelah berkumur air mineral rata-rata jumlah koloninya sebanyak 341,3000 cfu. Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah koloni Streptococcus sp. vii sebelum berkumur rebusan kelopak bunga rosela sebanyak 464,1000 cfu, sedangkan setelah berkumur rebusan kelopak bunga rosela rata-rata jumlah koloninya sebanyak 160,3000 cfu. Data ini kemudian dianalisis menggunakan uji T. Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada kedua kelompok perlakuan tersebut. Dilihat dari rata-rata jumlah koloni Streptococcus sp., tampak bahwa berkumur dengan rebusan kelopak bunga rosela lebih efektif menurunkan jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. dalam saliva daripada berkumur dengan air mineral. Hal ini karena dalam rebusan kelopak bunga rosela mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri. Flavonoid mampu menembus dinding sel bakteri Streptococcus sp., selanjutnya mengganggu aktivitas sel bakteri tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rebusan kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus sp. pada anak usia 10-12 tahun. Terbukti bahwa jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. menurun setelah berkumur rebusan kelopak bunga rosela.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101047;
dc.subjectBERKUMUR REBUSAN KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L)en_US
dc.titlePENGARUH BERKUMUR REBUSAN KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP JUMLAH KOLONI Streptococcus sp. PADA SALIVA ANAK USIA 10-12 TAHUNen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record