Faktor Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non Pneumonia pada Balita (Studi Kasus di Kelurahan Sumbersari pada Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember)
Abstract
Balita dinyatakan menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Non Pneumonia apabila mengalami gejala demam, batuk kurang dari 2 minggu, pilek/hidung tersumbat, dan/atau sakit tenggorokan. Penyakit ini dapat berkembang menjadi Pneumonia dan dapat menjadi faktor risiko terjadinya Stunting sehingga berdampak pada tumbuh kembang anak. Penyakit ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor lingkungan rumah dengan kejadian ISPA Non Pneumonia pada balita. Metode yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan kuantitatif dan desain studi cross sectional. Sampel berjumlah 104 balita. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Analisis menggunakan uji Chi Square (α=0,05). Hasil, ada hubungan yang signifikan antara suhu udara (p=0,000), pencahayaan alami (p=0,000), kelembapan (p=0,000), ventilasi (p=0,000), keberadaan anggota keluarga yang merokok (p=0,000) dan kejadian ISPA non pneumonia pada balita. Kesimpulan, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara suhu udara, pencahayaan alami, kelembapan, ventilasi, dan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA non pneumonia pada balita. Saran untuk pengendalian risiko, penghuni rumah dapat memanfaatkan pintu, ventilasi jendela, dan lubang angin secara maksimal, memasang genteng kaca pada ruangan rumah yang tidak dapat dimasuki sinar matahari, memasang silica gel, dan/atau memasang tanaman ivy, chamomile, spatifilum di ruangan lembap, menambah ukuran jendela rumah menjadi lebih luas, dan berhenti merokok.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]