Show simple item record

dc.contributor.authorYULIA, Cici
dc.date.accessioned2023-11-13T03:36:29Z
dc.date.available2023-11-13T03:36:29Z
dc.date.issued2023-08-26
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118703
dc.description.abstractSkizofrenia adalah gangguan mental serius yang ditandai dengan gangguan atau ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, kebingungan akan kenyataan (halusinasi atau delusi yang dirasakan), emosi negatif atau negatif, ketidakmampuan untuk memahami (ketidakmampuan untuk berpikir jernih), dan kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Gangguan skizofrenia dapat terjadi pada faktor genetik, ketidakseimbangan keseimbangan kimia di otak (Dopamine dan Glutamat) atau kurangnya neurotransmitter, dan faktor lingkungan. Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami penurunan atau tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Tanda dan gejala isolasi sosial yaitu data subjektif berupa merasa kesepian, tidak bisa konsentrasi, dan merasakan penolakan, dan data objektif berupa pendiam, tidak ingin berbicara/tidak komunikatif, mengasingkan diri atau menarik diri, ketidakmampuan dalam berinteraksi, merasa sedih, ekspresi datar, dangkal atau rendah, afek tumpul, selalu menghindari kontak mata dengan orang, dan asik dengan pikirannya sendiri. Tujuannya untuk menggali semua sumber informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial. Desain yang digunakan pada tugas akhir ini adalah laporan kasus. Ny . H dengan skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial, pasien Ny. H dari puskesmas rogotrunan. Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada pasien yaitu terdapat 80% gejala dan tanda mayor dialami oleh pasien yaitu merasa ingin sendiri, merasa tidak aman di tempat umum, menarik diri ,dan tidak minat / menolak untuk berkomunikasi. Hal ini juga disertai gejala dan tanda minor yaitu merasa ayik dengan pikirannya sendiri, afek tumpul, tidak ada kontak mata, dan riwayat ditolak. Sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami masalah keperawatan isolasi sosial. Intervensi yang dilakukan pada pasien berupa identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu kejadiaan, perasaan dan perilaku pasien, diskusikan kemampuan dan perencanaan keluarga dalam perawatan, dukung anggota keluarga untuk menjaga atau mempertahankan hubungan keluarga, diskusikan cara mengatasi kesuliatan dalam perawatan, jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang dijalani pasien. Intervensi yang difokuskan oleh penulis yaitu koping keluarga dengan memberikan edukasi tentang penyakit skizofrenia dan isolasi sosial serta cara perawatannya. Dari data implementasi pasien skizofrenia dengan masalah isolasi sosial, dengan dilakukan 5 kali kunjungan. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, afek tumpul, sering curiga, asyik dengan pikirannya sendiri, kontak mata kurang, konsentrasi mudah teralih, tertawa sendiri, berbicara sendiri. Keluarga diharapkan memberikan dukungan keluarga yang baik karena keluarga adalah edukator orang yang dekat dengan pasien. Dukungan ini berupa pelaksaan fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan yang meliputi lima tugas kesehatan keluarga (mengenal, memutuskan, merawat, memodifikasi, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan).en_US
dc.description.sponsorshipDr. Ns., Suhari, A. Per. Pen., MM R. Endro Sulistyono, S.Kep., Ns., M.Kepen_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectAsuhan keperawatanen_US
dc.subjectIsolasi sosialen_US
dc.subjectSkizofreniaen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Keluarga pada Tn. A yang Salah Satu Anggota Keluarganya Mengalami Skizofrenia dengan Masalah Keperawatan Isolasi Sosial di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rogotrunanen_US
dc.typeLaporan D3en_US
dc.identifier.validatorTeddyen_US
dc.identifier.finalizationTeddyen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record