Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Personil Kepolisian Resor Madiun Kota Berdasarkan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire
Abstract
Stres kerja merupakan tekanan yang dirasakan oleh pekerja karena kondisi yang tidak seimbang antara karakteristik pekerja dengan tuntutan kerja dan lingkungan serta dapat menimbulkan ketidak seimbangan fisik, psikis, dan perilaku. Stres kerja dapat dialami berbagai profesi, salah satunya profesi polisi. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan sebagai polisi merupakan pekerjaan yang memiliki beban, peran dan tanggung jawab yang berat, kompleks, dan berisiko tinggi karena dalam pelaksanaan tugasnya berkaitan dengan penanganan kejahatan, menjaga dan memelihara ketertiban serta keamanan, menegakkan hukum, mengayomi, dan melayani masyarakat. Stres kerja dapat berdampak negatif, seperti meningkatnya absensi, menurunnya produktivitas, pelanggaran disiplin, tindak kekerasan, bunuh diri, dan kejahatan lainnya. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa anggota Kepolisian Resor Madiun Kota merasakan stres kerja karena jam kerja yang panjang, jumlah personil yang kurang atau terbatas sehingga beban kerja menjadi lebih berat serta diharuskan menghadapi tantangan pekerjaan yang berisiko dan mengancam keselamatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian observasional, dan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada personil Polres Madiun Kota dengan jumlah populasi sebanyak 456 personil dan jumlah sampel sebanyak 168 personil. Pemilihan subjek penelitian secara probability sampling berupa Proportionate Random Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, pengisian kuesioner atau angket serta dokumentasi. Variabel dependen dari penelitian ini yaitu stres kerja, dan variabel independennya adalah aspek individual (jenis kelamin, umur, status pernikahan, masa kerja, jabatan, tipe kepribadian, dan penilaian diri), dari aspek pekerjaan (beban kerja kuantitatif, tuntutan mental, dan divisi kerja), dan dari aspek pendukung (dukungan sosial). Data dianalisis menggunakan Uji Korelasi Spearman dan Uji Chi-Square. Pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0,05) atau dengan interval kepercayaan sebesar 95%. Penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (92,3%), usia pada kategori dewasa awal/18-40 tahun (59,5%), berstatus menikah (88,1%), dengan masa kerja lebih dari 10 tahun/kategori lama (63,7%), jabatan sebagai anggota (95,8%), tipe kepribadian A (75%), cenderung memiliki penilaian diri yang tinggi (55,4%), memiliki beban kerja kuantitatif tingkat sedang (55,4%), dengan tuntutan mental tingkat sedang (58,3%), bekerja di satuan fungsi lalu lintas (29,8%), dan memiliki dukungan sosial yang tinggi (57,1%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres kerja tingkat rendah/ringan (49,4%), sisanya mengalami stres kerja tingkat sedang (38,7%) dan tinggi (11,9%). Hasil korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja (p = 0,011), penilaian diri (p = 0,000), beban kerja kuantitatif (p = 0,000), tuntutan mental (p = 0,000), dan dukungan sosial (p = 0,000) dengan kejadian stres kerja pada personil Kepolisian Resor Madiun Kota. Variabel lainnya seperti jenis kelamin (p = 0,651), umur (p = 0,518), status pernikahan (p = 0,417), jabatan (p = 0,478), tipe kepribadian (p = 0,422), dan satuan fungsi (p = 0,051) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara variabel masa kerja, penilaian diri, beban kerja kuantitatif, tuntutan mental, dan dukungan sosial dengan stres kerja pada personil Kepolisian Resor Madiun Kota. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu diharapkan Polres Madiun Kota dapat rutin melakukan pemeriksaan mental pada personilnya, memiliki tim khusus sebagai wadah konseling untuk mengungkapkan permasalahan, keluh kesah, maupun hambatan ketika bekerja. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut pada variabel-variabel yang belum diteliti, seperti pendapatan, pangkat, dan tanggung jawab terhadap pekerjaan lain, serta melakukan pengukuran stres kerja dengan alat ukur lain seperti physiological measure, performance measure, dan biomechanical measure untuk meminimalisir bias atau subjektifitas.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]