Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny. F yang Mengalami Depresi dengan Masalah Keperawatan Ansietas di UPT PSTW Jember Tahun 2023
Abstract
Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny. F yang Mengalami Depresi dengan Masalah Keperawatan Ansietas di UPT PSTW Jember Tahun 2023; Nova Alfinah Damayanti; 2023; 54 halaman; Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Lansia merupakan tahap akhir dari kehidupan seseorang, yaitu tahap setelah mereka meninggalkan tahap produktif. Pada setiap tahap tersebut dapat terjadi masalah kesehatan gangguan psikologis seperti stres, depresi dan juga anxiety. Seseorang yang depresi dapat mengalami ansietas begitupun sebaliknya. Apabila seseorang mengalami emosi yang kurang baik seperti sedih, marah, iri, benci, putus asa, ansietas, dan kurang bersyukur atas karunia yang sudah kita miliki, maka sistem kekebalan akan menjadi lemah hingga menyebabkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami depresi dengan masalah keperawatan ansietas di UPT PSTW Jember.
Laporan tugas akhir menggunakan laporan kasus dengan menggunakan partisipan. partisipan dipilih dengan kriteria inklusi penghuni atau berada di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember, berumur diatas 60 tahun, mengalami depresi, mengalami masalah keperawatan ansietas sesuai batasan istilah, bersedia menjadi partisipan, lansia yang tidak mengalami total care. Asuhan keperawatan dilakukan selama 3 kali kunjungan. Laporan kasus ini menggunakan pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi dan uji etik.
Pengkajian keperawatan menunjukkan pasien berjenis kelamin perempuan, berumur 64 tahun. Keluhan utama pasien merasa gelisah ingin pulang bertemu anak dan cucunya. Keluhan muncul lebih sering pada malam hari dengan skor GDS 11. Intervensi keperawatan yaitu terapi relaksasi dengan tindakan terapi musik. Tindakan ini dilakukan selama 15- 60 menit serta mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan selama 3 kali kunjungan. Hasil asuhan keperawatan pada pasien menunjukkan masalah ansietas teratasi sebagian dengan ditandai dengan pasien mengatakan keluhan pusing menurun, pasien sudah tidak khawatir dengan akibat kondisi yang dihadapi, pasien mengatakan konsentrasi sedikit membaik, skor GDS yang awalnya 11 menjadi 9.
Terapi musik menjadi salah satu tindakan terapi relaksasi yang dapat diberikan pada lansia yang mengalami depresi dengan masalah keperawatan ansietas dengan standart asuhan keperawatan dan standart operasional sesuai kondisi pasien. Musik dapat menjadi alat ekpresi non verbal karena dapat menyentuh emosi seseorang dan berperan sebagai mediator untuk mencapai perasaan terdalam pasien. Proses terapi musik untuk meredakan depresi maupun ansietas dengan bertindak pada gelombang alfa lengkap. Juga serotonin diubah menjadi hormone melatonin, yang memiliki efek relaksasi dan meningkatkan suasana hati yang dapat mengurangi tingkat depresi maupun ansietas pada pasien. Musik juga memiliki manfaat khususnya pada aspek psikososial lansia. Penurunan kecemasan akan kematian dan peningkatan koping diri berkaitan erat dengan lansia yang sering mendengarkan musik religius. Musik mampu menstimulasi lansia untuk terhubung dengan pengalaman hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Efek dari proses terapeutik mendengarkan musik yaitu peningkatan mood dan pengaturan emosi diri, keterampilan sosial, dan peningkatan fungsi kesehatan lansia. Selain itu, mendengarkan musik menimbulkan perubahan neurofisilogis dan neurokimia sehingga tubuh menghasilkan hormon endorphin dan mengaktifasi amygdala serta hippocampus. Hal tersebut mampu tubuh menjadi rileks dan menstimulasi peningkatan mood.