Study of Dysgeusia and Anosmia Frequency and Risk Factors in Pre-Elderly Post-Covid-19
Date
2023-08-15Author
HANDAYANI, Ari Tri Wanodyo
HAMZAH, Zahreni
PRIJATMOKO, Dwi
SETYOWATI, Dyah Indartin
FERDINAN, Hosea Roinaldo
Metadata
Show full item recordAbstract
COVID-19 adalah penyakit respiratori yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2. Kemunculan dysgeusia dan anosmia
dapat dijadikan tanda seseorang terinfeksi virus ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji frekuensi dan faktor-faktor
yang menyebabkan dysgeusia dan anosmia pada pralansia post Covid-19. Jenis penelitian ini adalah observasional
deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pada penelitian ini didapatkan bahwa responden yang mengalami anosmia
saja sebanyak 5,15%, dysgeusia saja sebanyak 10,31%, dan dysgeusia disertai dengan anosmia sebanyak 28,86%.
Dysgeusia dan anosmia dapat ditemukan pada setiap status vaksinasi. Responden yang memiliki >1 komorbid dominan
ditemukan pada responden yang mengalami dysgeusia disertai ansomia. Gejala demam, batuk, rhinorrea, dan
pneumonia umum ditemukan pada gangguan dysgeusia dan anosmia. Waktu kemunculan gangguan berkisar antara 1-7
hari dengan durasi gangguan 1-14 hari. Gejala dysgeusia disertai anosmia pada pralansia post Covid-19 menunjukkan
frekuensi yang lebih tinggi daripada dysgeusia saja dan anosmia saja. Pada pralansia laki-laki ditemukan lebih berisiko
daripada perempuan. Kemunculan gejala ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain: proses penuaan, penyakit
penyerta, kebiasaan merokok, dan status vaksinasi
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]