Hubungan Antara Riwayat BBLR, IMD, Asi Eksklusif, MP-ASI, dan Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan
Abstract
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi dalam waktu lama ditandai dengan nilai z-score TB/U kurang dari -2SD dan menjadi masalah gizi dengan prevalensi tertinggi dari masalah gizi lainnya yang hingga kini belum dapat dituntaskan. Di Indonesia, stunting banyak dijumpai di wilayah pesisir karena berkaitan dengan karakteristik lingkungan dan masyarakatnya. Stunting dapat terjadi sejak janin berada di dalam kandungan hingga usia anak 2 tahun atau sering disebut sebagai 1000 HPK yang juga merupakan periode penting bagi tumbuh kembang anak. Faktor nutrisi ibu yang kurang selama hamil berdampak pada janin yang akan dilahirkan mengalami BBLR yang jika tidak dilakukan tumbuh kejar dapat berkembang menjadi stunting. Setelah anak dilahirkan faktor BBLR, pemberian makanan, dan penyakit infeksi dapat menjadi faktor kejadian stunting selama periode tersebut. Pada anak yang dilahirkan BBLR cenderung lebih berisiko mengalami stunting. Pemberian makanan bayi dana anak yang tidak sesuai standar yakni tidak melaksanakan IMD, tidak mendapat ASI eksklusif, dan MP-ASI tepat juga menjadi faktor kejadian stunting. Selain itu, adanya penyakit infeksi dapat memengaruhi asupan makanan dan zat gizi yang jika tidak terpenuhi dapat menyebabkan stunting. Stunting dapat menyebabkan kerugian dikemudian hari yang tidak dapat dipulihkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat BBLR, IMD, ASI eksklusif, MP-ASI, dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni 2023 di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 64 balita usia 24-59 bulan. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan wawancara menggunakan kuesioner serta menggunakan data sekunder yakni buku KIA. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dan fisher exact dengan nilai p-value <0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa karakteristik responden pada penelitian ini sebagian besar balita berusia 37-48 bulan (45,3%), berjenis kelamin laki-laki (53,1%), memiliki ibu berpendidikan SMA/SMK/sederajat (48,4%) dengan status tidak bekerja (65,6%) dan sebagian besar penghasilan keluarga tergolong tinggi (67,2%). Sebanyak 22 balita (34,4%) tergolong stunting, 3 balita (4,7%) tergolong BBLR, 33 balita (51,6%) tidak mendapatkan IMD, 21 balita (32,8%) tidak mendapat ASI eksklusif, 2 balita (3,1%) mendapat MP-ASI tidak tepat (<6 bulan), dan 27 balita (42,2%) memiliki riwayat penyakit infeksi selama 6 bulan terakhir. Hasil uji chi-square menunjukkan p-value <0,05 pada variabel IMD dan riwayat penyakit infeksi dan nilai p-value > 0,05 pada variabel ASI eksklusif, sehingga dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ASI eksklusif dengan kejadian stunting di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala. Hasil uji fisher exact menunjukkan p-value <0,05 pada variabel BBLR dan p-value > 0,05 pada variabel MP-ASI, sehingga dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian stunting di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara MP-ASI dengan kejadian stunting di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, riwayat BBLR, IMD, dan penyakit infeksi berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kampung Laut Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu maupun calon ibu untuk lebih banyak menggali informasi terutama terkait pemberian makan bayi dan anak sesuai standar dan bagi pihak di institusi kesehatan dapat membuat program terkait dan lebih menegakkan kebijakan standar pemberian makan bayi dan anak serta melakukan monev terhadap pelaksanaan program-program yang telah dilaksanakan untuk penanganan stunting.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]