Pengaruh Fundamental Makroekonomi dan Unobserved Variable terhadap Volatilitas Nilai Tukar di Indonesia Periode 2000Q1-2022Q4
Abstract
Model determinasi nilai tukar konvensional menyatakan bahwa pergerakan
nilai tukar dipengaruhi oleh fundamental makroekonomi seperti suku bunga,
pertumbuhan ekonomi (output), money supply, dan tingkat inflasi. Namun, model
determinasi nilai tukar konvensional tersebut tidak sesuai dengan kondisi nyata yang
dialami oleh sejumlah negara, sehingga muncul fenomena “the exchange rate
disconnect puzzle”. Ketidaksempurnaan model determinasi juga memunculkan adanya
Theory Scapegoat yang mengemukakan adanya ketidakstabilan hubungan antara nilai
tukar dan fundamental makroekonomi karena adanya faktor-faktor yang tidak diamati
(unobserved variable).
Konsekuensi terjadinya krisis global menimbulkan kekhawatiran mengenai
beberapa kebijakan ekonomi yang sesuai untuk mencapai evolusi makroekonomi yang
optimal. Krisis Asia Timur 1997/1998, krisis keuangan global 2008 dan krisis euro
2010 memberikan paradigma baru dalam penetapan kebijakan moneter. Negara
Indonesia sebagai negara emerging market yang menganut rezim nilai tukar floating
akan sedikit banyak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi global. Kondisi tersebut
melatarbelakangi perlunya pengujian pengaruh fundamental makroekonomi dan
unobserved variable terhadap volatilitas nilai tukar di Indonesia periode 2000Q1-
2022Q4.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan fundamental
makroekonomi dan unobserved variable terhadap volatilitas nilai tukar di Indonesia
periode 2000Q1-2022Q4 dengan metode Vector Eroor Correction Model (VECM).
Penggunaan VECM bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh fundamental
makroekonomi dan unobserved variable terhadap volatilitas nilai tukar, apakah sesuai
dengan teori dan hasil penelitian empiris atau tidak. Variabel fundamental
makroekonomi dalam penelitian ini meliputi GDP riil, current account, differential
consumer price index, differential interest rate. Untuk unobserved variable
menggunakan harga minyak dunia. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai
tukar rupiah.
Hasil analisis menggunakan metode VECM menunjukkan bagaimana pengaruh
fundamental makroekonomi dan unobserved variable terhadap volatilitas nilai tukar.
Setelah proses estimasi penelitian telah dilakukan didapati hasil bagaimana hubungan
jangka pendek dan jangka panjang antara variabel fundamental makroekonomi dan
unobserved variable terhadap volatilitas nilai tukar.
Analisis VECM pada variabel GDP menunjukkan bahwa pada jangka pendek
GDP tidak signifikan mempengaruhi nilai tukar terbukti dari nilai t-statistik dibawah
nilai t-tabel yaitu -1,10195. Namun, dalam jangka panjang GDP mempengaruhi nilai
tukar secara positif signifikan dengan nilai t-statistik sebesar 2,4579. Angka ini lebih
besar dari nilai t-tabel α=5% (1,663).
Pengujian VECM pada variabel current account menunjukkan hubungan
jangka pendek tidak signifikan. Sedangkan pada jangka panjang, variabel CA
menunjukkan hubungan yang positif signifikan dengan nilai t-statistik sebesar 3,906
nilai tersebut lebih besar dibanding nilai t-tabel α=5% (1,663).
Hasil estimasi pada variabel CPI differential menunjukkan bahwa jangka
pendek memiliki hubungan yang positif signifikan dengan nilai t-statistik pada lag 1
sebesar 1,62912 dan pada lag 2 sebesar 1,61572. Pada jangka panjang CPID secara
positif signifikan mempengaruhi nilai tukar karena nilai t-statistik sebesar 9,2870.
Nilai tersebut lebih besar dibanding nilai α=5% (1,663).
Pengujian pada variabel interest rate differential pada jangka pendek
menunjukkan hubungan yang negatif signifikan dengan nilai t-statistik -1,42347
sedangkan, pada jangka panjang menunjukkan hungan yang tidak signifikan dengan
nilai t-statistik 0,2817. Nilai tersebut lebih kecil dibanding nilai α=5% (1,663).
Terakhir, pada variabel oil price menunjukkan hubungan jangka pendek yang
negatif signifikan dan hubungan jangka panjang yang positif signifikan dengan nilai tstatistik -1,96231 pada jangka pendek dan -3,572 pada jangka panjang.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar dapat dilakukan dengan mengamati nilai
fundamental makroekonomi melalui nilai CPI, IRD dan POIL pada jangka pendek dan
variabel. GDP, CA dan CPID pada jangka panjang. Sedangkan, untuk variabel
unobserved melalui variabel oil price akan mempengaruhi nilai tukar pada jangka
pendek dan jangka panjang.