dc.description.abstract | Plak gigi adalah deposit lunak yang menempel pada permukaan gigi, gigi
tiruan, tumpatan dan jaringan keras lainya dalam rongga mulut. Kandungan plak
terdiri atas berbagai jenis mikroorganisme beserta produknya, bahan-bahan
anorganik, sel-sel epitel, sel darah dan bahan-bahan organik lainya. Berdasarkan
lokasinya plak gigi dibedakan menjadi dua yaitu plak subgingiva dan plak
supragingiva. Baik plak subgingiva maupun supragingiva memiliki peran penting
terhadap proses terjadinya berbagai penyakit rongga mulut. Pada umumnya plak
supragingiva merupakan faktor predisposisi terjadinya karies gigi dan gingivitis
(Carranza, 2006 dan Handajani, 2002).
Jika plak supragingiva mengalami penurunan pH hingga 5,5 maka proses
karies akan terjadi. Karies gigi atau biasa dikenal dengan istilah gigi berlubang adalah
terjadinya dekalsifikasi pada gigi akibat terganggunya keseimbangan antara email
dengan lingkungan. Penyebabnya melibatkan banyak faktor, faktor diet dan bakteri
memiliki andil besar dalam terjadinya proses karies. Jenis makanan yang
mengandung sukrosa berpotensi tinggi terjadinya karies. Karena sukrosa akan
difermentasi oleh bakteri asidogenik sehingga menghasilkan asam dan menurunkan
pH plak yang bisa mendekalsifikasi email. Jika penurunan plak terus terjadi maka
proses dekalsifikasi akan menghasilkan lubang mikro yang berlanjut pada kematian
molekuler pada gigi. Sampai saat ini di Indonesia karies masih memiliki prevalensi
yang cukup tinggi yaitu menunjukan angka 90%. Telah banyak usaha yang dilakukan
dalam penatalaksanaan karies. Baik melalui usaha preventif maupun kuratif
(Situmorang, 2004; Leighton, 2007; Irmawati dan Kuntari, 2001).
Dewasa ini perawatan kedokteran gigi lebih ditekankan pada perawatan
preventif, selain alasan biaya yang lebih murah perawatan preventif juga lebih efektif
dalam menekan tinginya prevalensi karies gigi (Situmorang, 2004). Penggunaan
pemanis alternatif adalah salah satu contoh upaya preventif terjadinya karies gigi. | en_US |