Show simple item record

dc.contributor.authorHARTANTO, Denny Antyo
dc.date.accessioned2023-09-29T02:42:38Z
dc.date.available2023-09-29T02:42:38Z
dc.date.issued2023-07-04
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118062
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan mendokumentasikan sejarah komunikasi produk sinema untuk kepentingan pengarsipan sejarah perfilman di kota Jember. Di samping itu juga bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi latar belakang persoalan yang mengakibatkan industri bioskop di Jember mengalami penutupan operasionalisasi, sehingga dapat diketahui problematika yang dihadapi oleh industri eksebisi lokal di Jember. Selain untuk mengetahui sejarah perkembangan bioskop di kota Jember. Penelitian ini memfokuskan pada kajian pendokumentasian artefak dari proses komunikasi produksi sinema di Kota Jember. Sebelum hadirnya industrialisasi eksebisi perfilman yang didominasi oleh Grup Cinema 21 maupun bioskop modern berkonsep Cineplex seperti saat ini bahwa kota Jember pernah memiliki beberapa gedung bioskop lokal sebagai ruang publik untuk dapat mengkomunikasikan produk film kepada penonton sebagai pemenuhan kebutuhan hiburan masyarakat Jember. Akan tetapi, pada tahun 1990-an beberapa gedung bioskop kini tinggal sejarah saja. Keberadaan gedung bioskop sudah hilang dari peredaran industri perfilman di Kota Jember. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan metode sejarah atau historis. Hasil penelitian berupa temuan tentang fakta sejarah dan persoalan-persoalan yang melatarbelakangi sehingga industri bioskop lokal di Jember mengalami penutupan operasional dan tidak berbekas lagi, sehingga diperlukan pendokumentasian sejarah dan kepentingan historiografi atau penulisan sejarah perkembangan bioskop lokal di Jember. Ada beberapa faktor yang diindikasikan menjadi penyebab tutupnya bioksop-bioskop di Jember, yaitu antara lain: (1) Masyarakat Jember sudah mengalami kebosanan dengan film-film panas yang sering diputar di gedung bioskop, (2) Munculnya saluran-saluran TV swasta pada tahun 1990an, (3) Mudahnya mendapatkan VCD film bajakan dan menjamurnya VCD Player di rumah-rumah warga, (4) Menurunnya kualitas film Indonesia, dan (5) Mudahnya masyarakat mendapatkan film-film baru di warnet (warung internet) sebelum hadir era media sosial seperti youtube.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherJurnal Pakarenaen_US
dc.subjectEtnopedagogien_US
dc.subjectKedatuanen_US
dc.subjectLuwuen_US
dc.subjectTari Pajaga Bone Ballaen_US
dc.titleHistory of Marketing Communication of Cinema Production in the Exhibition Industry in Jemberen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record