Literature Review: Faktor Risiko Terjadinya Infertilitas pada Wanita
Abstract
Infertilitas merupakan ketidakmampuan suami istri untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seksual secara teratur dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Secara global 15% dari pasangan usia subur di seluruh dunia mengalami infertilitas. Di Indonesia infertilitas terjadi pada 7,5 juta usia reproduktif atau sekitar 15-25% dari total usia reproduktif. Infertilitas dapat mengakibatkan tekanan psikologis, stigmatisasi sosial, ketegangan ekonomi, dan perselisihan perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas pada wanita berdasarkan studi empiris dalam lima tahun terakhir.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review. Sumber referensi penelitian berupa 15 artikel bereputasi internasional yang dicari menggunakan 3 database yaitu PubMed, Sciencedirect, dan Springer dari bulan Maret 2023 sampai April 2023 yang membahas mengenai faktor risiko infertilitas berupa usia, berat badan, olahraga, stres, merokok dan konsumsi alkohol. Pemilihan artikel berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, berbahasa Inggris, dan terpublikasi di antara tahun 2018-2022 dengan kata kunci yang telah ditentukan dan disandingkan dengan boolean operator “AND”. Kata kunci yang digunakan adalah Women infertility AND age, Female infertility AND age, Women infertility AND weight, Female infertility AND weight, Women infertility AND exercise, Female infertility AND exercise, Women infertility AND physical activity, Female infertility AND physical activity, Women infertility AND stress , Female infertility AND stress, Women infertility AND smoking, Female infertility AND smoking, Women infertility AND alcohol consumption, Female infertility AND alcohol consumption.
Hasil analisis literature review menunjukkan bahwa usia lebih dari 35 tahun, berat badan berlebihan dengan IMT di atas 25, sedikit atau berlebihan dalam olahraga, stres berkepanjangan, merokok berat, dan konsumsi alkohol pada fase luteal, fase ovulasi dan fase praovulasi atau fase folikuler meningkatkan risiko terjadinya infertilitas pada wanita. Usia adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan akan mengalami penurunan kesuburan pada usia 35 tahun hingga akhirnya akan mengalami menopause. Berat badan berlebihan dengan IMT lebih dari 25 yang diakibatkan hormon estrogen terlalu tinggi yaitu lebih dari 800pg/ml. Sedikit atau berlebihan dalam olahraga dapat mengganggu keseimbangan hormon reproduksi, namun apabila melakukan olahraga secara teratur tidak berlebihan maka akan menurunkan terjadinya infertilitas pada wanita. Stres berkepanjangan dapat meningkatkan hormon kortisol yang akan menghambat produksi gonadotropin. Stres juga dapat menurunkan Sirtuin1 (SIRT1) yang berfungsi memperbaiki sel yang rusak akibat stres oksidatif, selain itu gaya koping avoidance dapat meningkatkan berat badan sehingga terjadi infertilitas. Merokok dapat menurunkan jumlah sel telur pada ovarium dalam tubuh apabila dikonsumsi >20 batang/setiap hari. Konsumsi alkohol pada saat fase luteal, fase ovulasi, fase folikuler/pra ovulasi dapat menurunkan potensi wanita untuk hamil.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan bagi wanita agar menghindari terjadinya infertilitas dengan melakukan gaya hidup sehat, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol, menjaga berat badan ideal, menjaga kesehatan mentalnya agar tidak stres berkepanjangan dan apabila sudah 1 tahun tidak hamil setelah berhubungan seksual secara teratur untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum usia 35 tahun. Saran pemangku kebijakan bahwa pertama, perlu adanya fasilitas pengobatan infertilitas dengan harga yang dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah serta memberikan informasi terkait ketersediaan klinik atau rumah sakit yang dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan infertilitas. Kedua, perlu adanya promosi kesehatan kepada pengantin baru untuk deteksi dini infertilitas apabila dalam usia pernikahan lebih dari 1 tahun belum mengalami kehamilan agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai jenis intervensi yang disarankan oleh dokter. Ketiga, adanya promosi kesehatan mengenai bahaya stigma kepada wanita yang tidak subur dari. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah database yang digunakan dalam mencari referensi apabila menggunakan metode literature review. Peneliti selanjutnya juga dapat mengkaji secara sistematis dengan metode systematic review dan dapat menggunakan analisis statistika seperti meta- analisis untuk memperoleh hubungan yang kuat dalam faktor yang dapat berhubungan dengan infertilitas.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]