dc.description.abstract | Meningkatnya popularitas jamu sebagai obat alami untuk berbagai masalah kesehatan membuat permintaan akan obat tradisional Indonesia ini melonjak. Pasar online memiliki peran penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan popularitas jamu sebagai obat alami, dengan empat merek teratas A, B, C, dan D sangat dicari karena popularitas dan klaim kemanjurannya seperti meredakan peradangan, nyeri, atau nyeri otot. Karena stres oksidatif diketahui berkontribusi pada perkembangan peradangan, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan jamu A, B, C, dan D yang dijual di e-commerce, yang akan dikorelasikan dengan total fenolik, flavonoid, dan alkaloidnya. Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan metode DPPH dan dinyatakan sebagai nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamu B memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dengan nilai IC50 sebesar 75,05 ± 0,5 µg/mL, diikuti oleh jamu A, D, dan C. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa 98,9% nilai IC50 jamu tersebut dapat dijelaskan oleh kandungan total fenolik, flavonoid, dan alkaloidnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan flavonoid total memiliki korelasi paling kuat dengan nilai IC50 (69,9%, p < 0,01), diikuti dengan kandungan fenolik (67,6%, p < 0,01), sedangkan alkaloid menunjukkan korelasi yang lebih lemah (24,3% ,p > 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa flavonoid dan senyawa fenolik dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap aktivitas antioksidan dari Jamu merek A, B, C, dan D. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa jamu yang efektif dalam mengurangi peradangan, nyeri, atau kekakuan otot, juga memiliki aktivitas antioksidan yang luar biasa. | en_US |