Show simple item record

dc.contributor.authorRamadhani, Vitha Laillia
dc.date.accessioned2023-07-12T22:14:48Z
dc.date.available2023-07-12T22:14:48Z
dc.date.issued2023-05-26
dc.identifier.nim191510101039en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/117201
dc.descriptionFinalisasi repositori 13 Juli 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractKedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan tanaman semusim yang dibudidayakan pada musim kemarau karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Tanaman kedelai cukup populer di masyarakat karena dilihat dari segi gizi dan pangan, kedelai menjadi sumber protein nabati yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan, keperluan industri, dan pakan ternak. Konsumsi kedelai nasional rata-rata pada tahun 2015-2020 sebesar 2.953.022 ton sedangkan produksi kedelai nasional hanya dikisaran rata-rata 674.843 ton di periode 2015- 2020. Rendahnya produksi nasional kedelai membuat pemerintah melakukan impor kedelai sebesar 2.670.086 ton pada periode 2015-2020 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Produktivitas kedelai nasional rata-rata pada tahun 2015- 2020 sebesar 1,48 ton/ha dengan luas lahan sebesar 455.975 ribu hektar. Produktivitas tanaman kedelai di Kabupaten Jember pada tahun 2017 rendah yaitu sebesar 1,69 ton. Potensi kedelai unggul salah satunya adalah varietas anjasmoro sebesar 2,25 ton/ha. Penyebab rendahnya produktivitas kedelai yaitu adanya cekaman biotik seperti serangan hama penyakit maupun cekaman abiotik seperti cekaman kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Penyebab lainnya yaitu karena adanya curah hujan tinggi yang menyebabkan nutrisi di dalam tanah terkuras baik unsur hara makro maupun mikro. Salah satu unsur hara mikro penting adalah silika. Silika pada tanaman berperan dalam meningkatkan resistensi tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik. Peran silika dalam toleransi tanaman terhadap stress abiotik yaitu dengan meningkatkan aktivitas enzim dan metabolit antioksidan serta membantu meningkatkan efisiensi dari osmoregulator dengan mempengaruhi tingkat kandungan air, menurunkan kehilangan air dari transpirasi, dan mengatur kecukupan hara. Kecukupan hara silika dalam tanah berkisar 75% hingga 95% dan defisiensi apabila <75% yang tersedia dalam tanah. Ketersediaan unsur hara silika dalam tanah di Kabupaten Jember tergolong rendah yaitu 24% hingga 35% sehingga perlu dilakukan penambahan unsur hara silika. Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor abiotik yang menjadi penghambat dalam kegiatan produksi tanaman seperti tanaman kedelai. Kadar air media tanam yang rendah akan berpengaruh pada proses fisiologi tanaman seperti penurunan laju fotosintesis, transpirasi, serta menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Kondisi defisit air akibat rendahnya kadar air pada media tanam akan memberikan respon yang berbeda pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai pada fase vegetatif maupun generatif dan akan berdampak pada penurunan hasil panen. Penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk silika dan kadar air media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dilakukan dengan menggunakan RAK (rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor, 3 kali ulangan dan terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan total 48unit percobaan. Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk silika (S) dengan 4 taraf yaitu tanpa silika (S0), konsentrasi 50ppm (S1), konsentrasi 100ppm (S2), konsentrasi 150ppm (S3), sedangkan faktor kedua adalah kadar air media tanam dengan 3 taraf yaitu 100% kapasitas lapang (P0), 75% kapasitas lapang (P1), dan 50% kapasitas lapang (P2). Parameter pertumbuhan dan hasil tanaman yang diamati antara lain yaitu tinggi tanaman, luas daun, kadar klorofil daun, kerapatan stomata, umur berbunga, berat segar akar, berat segar tajuk, berat kering akar, berat kering tajuk, jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman, bobot biji pertanaman, dan potensi produksi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Varians) dan apabila pengaruhnya berbeda nyata (F-hit > Ftab) dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi silika 150 ppm dan kadar air media tanam 100% kapasitas lapang memberikan pengaruh terbaik pada variabel indeks klorofil daun, kerapatan stomata, umur berbunga, berat segar akar, berat segar tajuk, berat segar total, berat kering akar, berat kering tajuk, berat kering total, jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman, bobot 100 biji, bobot biji pertanaman, dan potensi produksi. Perlakuan konsentrasi pupuk silika hingga 150 ppm memberikan pengaruh berbeda tidak nyata pada variabel tinggi tanaman dengan rentang 87,12 cm hingga 89,10 cm, dan pada luas daun dengan rentang 601,67 hingga 646,29 cm 2 . Perlakuan kadar air media tanam 100% kapasitas lapang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap variabel tinggi tanaman sebesar 96,56 cm dan luas daun sebesar 655,47 cm2 . Pemberian konsentrasi silika 150 ppm dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kadar air media tanam 75% kapasitas lapang dengan menghasilkan berat segar tajuk sebesar 38,71 gram dan berat segar total sebesar 44,80 gram. Pemberian konsentrasi silika 150 ppm dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kadar air media tanam 50% kapasitas lapang dengan menghasilkan umur berbunga 28,33 hst, berat segar akar sebesar 6,35 gram, berat kering akar sebesar 1,33 gram, berat kering tajuk sebesar 8,35 gram, berat kering total sebesar 9,69 gram, jumlah polong pertanaman sebanyak 54,33 polong, jumlah biji pertanaman sebanyak 158 biji, bobot 100 biji sebesar 15,17 gram, bobot biji pertanaman sebesar 19,35 gram, dan potensi produksi sebesar 2,42 ton/haen_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing : Dr. Ir. Denna Eriani Munandar, MP.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectKadar Air Media Tanamen_US
dc.subjectKedelai,en_US
dc.subjectKonsentrasi Pupuk Silikaen_US
dc.titlePengaruh Konsentrasi Pupuk Silika (Si) dan Kadar Air Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgronomien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Ir. Denna Eriani Munandar, MP.en_US
dc.identifier.validatorKacung-8 Juni 2023en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record