dc.description.abstract | Permasalahan yang dihadapi petani kakao di Desa Wonoanti adalah kualitas buah kakao
yang rendah dikarenakan jenis varietas kakao yang ditanam tidak jelas dan harga biji
kakao yang dihasilkan sangat rendah. Serangan Hama Helopeltis juga tinggi hal ini karena
petani kakao tidak menerapkan GAP kakao dengan benar. Penyediaan entres dan bibit
unggul juga menjadi kendala bagi petani kakao, sehingga kebanyakan petani tidak dapat
melakukan peremajaan yang sudah tua dan tidak produktif. Penyediaan bibit kakao
terdapat beberapa metode yaitu klonal bibit, sambung, dan sambung stek. Menurut tim,
yang memungkinkan untuk dilakukan dan dapat menunjang program peremajaan kakao
dalam skala panjang. Maka diperlukan penyediaan bibit dan entres klon kakao melalui
kebun entres atau kebun bibit kakao milik petani yang sudah distandarisasi untuk dapat
dijadikan kebun entres dan kebun benih. Kelembagaan kakao (kelompok tani kakao),
perlu dikuatkan kembali. Saat ini petani kakao meskipun terdapat kelompok tani, namun
lebih cenderung bergerak sendiri dalam proses budidaya, pengolahan panen, dan
pemasarannya. Hal ini sangat merugikan, karena nilai jual kakao akan selalu rendah
(menjadi permainan tengkulak). | en_US |