Determinan Kecelakaan Kerja Karyawan Periode Pra Giling di PT. X Kabupaten Banyuwangi Pada Januari-Juni 2020

Abstract

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Kecelakaan kerja mengakibatkan cedera, kerusakan properti, waktu kerja yang hilang bahkan menimbulkan korban jiwa. Sementara dampak yang terjadi akibat kecelakaan kerja bagi perusahaan adalah kerugian berupa biaya langsung seperti P3K, biaya pengangkutan, biaya rumah sakit, pengobatan, perawatan, gaji selama tidak bekerja, kompensasi kecelakaan, dan kerusakan mesin. Sedangkan untuk biaya tidak langsung meliputi berhentinya operasi perusahaan hingga biaya keluarga korban. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja karyawan pada periode pra giling di PT. X Kabupaten Banyuwangi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada periode pra giling di PT. X Kabupaten Banyuwangi. Sampel penelitian ini berjumlah 93 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu proportional random sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu faktor manusia (umur, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan K3, kelelahan kerja, praktik penggunaan APD), faktor pekerjaan (persepsi pengawasan, jenis/unit pekerjaan), dan faktor lingkungan (kebosanan kerja). Ada pun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecelakaan kerja. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara dan observasi. Hasil pengumpulan data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis data menggunakan uji Chi Square, Fisher Exact dan Regresi Logistik Biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan faktor manusia yaitu sebagian besar berumur <35 tahun, tingkat pendidikan rendah, masa kerja ≤3 tahun, pengetahuan K3 cukup, menerapkan praktik penggunaan APD, kelelahan kerja kategori kurang lelah. Selain itu, berdasarkan faktor pekerjaan responden sebagian besar memiliki persepsi pengawasan baik dan responden paling banyak berasal dari jenis/unit kerja boiler. Sementara karakteristik responden berdasarkan faktor lingkungan yaitu sebagian besar responden mengalami kebosanan kerja rendah. Hasil uji bivariat penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara umur (p=0,527), tingkat pendidikan (p=0,513), masa kerja (p=0,94), pengetahuan K3 (p=0,375), kelelahan kerja (p=0,662), persepsi pengawasan (p=0,686), jenis/unit pekerjaan (p=0,675), dan kebosanan kerja (p=0,159) dengan kecelakaan kerja karyawan pada periode pra giling di PT. X Kabupaten Banyuwangi. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah pihak manajemen perusahaan maupun karyawan harus lebih meningkatkan kesadaran pentingnya menerapkan prinsip-prinsip K3 di tempat kerja untuk mengurangi bahkan mencegah kejadian kecelakaan kerja. PT. X Kabupaten Banyuwangi perlu mengadakan sosialisasi atau penyuluhan K3 dengan penambahan materi berupa bahan-bahan kimia berbahaya di tempat kerja dan pajanan lingkungan kerja serta penjadwalan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan pekerja guna mengurangi kejadian kecelakaan kerja. Tenaga K3 (HSE) harus melakukan pengawasan lebih detail, sering dan tegas terhadap penggunaan APD untuk menghindari perilaku tidak aman dalam bekerja. Selain itu, PT. X Kabupaten Banyuwangi perlu mengatur desain stasiun kerja yang ergonomis dan lingkungan kerja yang nyaman untuk karyawan. Perusahaan juga perlu peraturan kerja yang jelas agar karyawan bertindak disiplin dalam bekerja, tidak melakukan perbuatan yang mengundang bahaya, dan melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.