Show simple item record

dc.contributor.authorNADIF, Berlian
dc.date.accessioned2023-05-24T02:37:45Z
dc.date.available2023-05-24T02:37:45Z
dc.date.issued2022-11-23
dc.identifier.nim180210103120en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116460
dc.description.abstractNyamuk merupakan salah satu vektor pembawa penyakit misalnya Demam Berdarah Dengue (DBD). Selain penyakit demam berdarah dengue nyamuk juga merupakan vektor pembawa penyakit lain misalnya penyakit malaria, chikungunya dan kaki gajah. Nyamuk Aedes aegypti L. merupakan jenis nyamuk yang potensial sebagai vektor pembawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu dari bermacam-macam banyaknya masalah kesehatan lingkungan. Penyakit ini cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya. Kasus DBD terbesar ada di Jawa Timur yaitu 5.733 kasus, dengan kasus terbanyak di Malang, Jember dan Pacitan. Pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bertujuan untuk memutus rantai kehidupan nyamuk menggunakan insektisida berbahan kimia ataupun larvasida. Masyarakat banyak memilih pengendalian menggunakan insektisida sintesis karena dirasakan lebih praktis, efektif, jangka waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama serta mudah diaplikasikan. Akan tetapi penggunaan insektisida sintesis ini dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan beberapa kerugian, ditambah dengan penggunaan secara berlebihan. Mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara alamiah yaitu dengan memanfaatkan tanaman atau bahan insektisida nabati yang lebih selektif dan aman. Bahan larvasida nabati ini selain mudah ditemukan di lingkungan sekitar, harganya yang sangat terjangkau. Bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini yaitu ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan bawang putih (Allium sativum). Ketumbar (Coriandrum sativum L.) selama ini dikenal hanya sebagai bumbu makanan, begitu juga dengan bawang putih (Allium sativum). Namun ternyata kedua bahan tersebut dapat berperan sebagai bahan untuk pengendalian larva nyamuk. Potensi bawang putih berperan sebagai larvasida di sebabkan karena kandungan senyawa yang ada pada bawang putih, antara lain Allicin, Flafonoid, Sulfur Amonia Acid Allin dan Garlic oil. Ketumbar berpotensi sebagai larvasida nabati karena diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder berupa tanin, flavonoid, saponin, terpenoid, alkaloid dan steroid. Telah diketahui bahwa masing-masing bahan yang akan digunakan memiliki zat akif yang berbeda, dimana zat aktif tersebut bersifat toksik terhadap mortalitas larva Aedes aegypti L. Apabila dua senyawa toksik yang berbeda dicampur menjadi satu, dimungkinkan campuran senyawa aktif tersebut bersifat sinergis (saling mendukung) atau antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya toksisitas (LC50) ekstrak campuran ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan bawang putih (Allium sativum) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L. dalam waktu dedah 24 jam dan untuk mengetahui kelayakan poster sebagai sumber informasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilanjutkan dengan pembuatan poster. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2022. Larva nyamuk yang digunakan berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan pembuatan campuran ekstrak ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan bawang putih (Allium sativum), pembuatan serial konsentrasi (100 ppm, 400 ppm, 700 ppm, 1000 ppm, 1300 ppm dan 1600 ppm). Selanjutnya yaitu memasukkan 20 ekor larva uji pada setiap konsentrasi dengan 4 kali pengulangan. Pengamatan terhadap mortalitas larva uji dilakukan setelah 24 jam. Penentuan besarnya toksisitas diukur menggunakan besarnya nilai LC50 berdasarkan hasil analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan, maka semakin tinggi juga nilai rata-rata mortalitas dari larva uji. Berdasarkan data dan hasil analisis nilai LC50 ekstrak campuran ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan bawang putih (Allium sativum) sebesar 772,95 ppm dalam waktu dedah 24 jam dengan batas bawah 687,22 ppm dan batas atas 850,09 ppm.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Dwi Wahyuni, M.Kes. Aditya Kurniawan, S.Si., M.Biomed.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectToksisitas Campuran Ekstraken_US
dc.subjectMortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti Len_US
dc.titleToksisitas Campuran Ekstrak Ketumbar (Coriandrum sativul L.) dan Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L. serta Pemanfaatannya sebagai Posteren_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiPendidikan Biologien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes.en_US
dc.identifier.pembimbing2Aditya Kurniawan, S.Si., M.Biomed.en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 24 Mei 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record