dc.description.abstract | Kejadian kecelakaan kerja adalah kejadian tidak terduga di tempat kerja yang
mengakibatkan cedera, penyakit, kerusakan, kerugian, bahkan kematian. Kejadian
kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh tindakan tidak aman (unsafe action),
kondisi tidak aman (unsafe condition), faktor individu (umur, masa kerja, tingkat
pendidikan, pengetahuan K3 mengenai 5R), dan faktor lingkungan fisik (metode
housekeeping yang buruk). Rumah sakit adalah salah satu tempat kerja yang
berisiko kecelakaan kerja. IGD RSUD Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu
unit pelayanan yang berisiko tinggi terjadi kecelakaan kerja. Hal ini dikarenakan
tuntutan bekerja cepat dan tanggap dalam kondisi kegawatdaruratan yang terjadi
setiap saat dengan peralatan kerja variatif dan cepat diakses, ruang gerak bebas
hambatan, dan kebutuhan kondisi tempat kerja aman dan nyaman yang
mempengaruhi tindakan ke pasien. Penerapan 5R di IGD perlu dilakukan untuk
menjaga lingkungan kerja menjadi aman, nyaman, dan bermutu, sehingga mampu
meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
faktor individu dan penerapan 5R dengan kejadian kecelakaan kerja di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross
sectional yang dilakukan pada petugas IGD RSUD Kabupaten Sidoarjo. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 114 orang dengan sampel sebanyak 53 orang.
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu faktor individu (umur, masa kerja,
tingkat pendidikan, pengetahuan mengenai 5R) dan penerapan 5R. Sedangkan,
variabel dependennya yaitu kejadian kecelakaan kerja. Teknik pengumpulan data
berupa wawancara menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji korelasi spearman dengan 𝛼 sebesar
0,05, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar petugas IGD RSUD Kabupaten
Sidoarjo berumur ≥30 tahun, sebagian besar mempunyai masa kerja <8 tahun,
mayoritas mempunyai tingkat pendidikan perguruan tinggi (D3/D4/S1/S2/Profesi),
sebagian besar mempunyai pengetahuan mengenai 5R dengan kategori baik,
sebagian besar responden mempunyai penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin) kategori baik, serta paling banyak responden mengalami kejadian
kecelakaan kerja kategori ringan. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan
terdapat hubungan signifikan pada pengetahuan mengenai 5R (p= 0,000) dan
penerapan 5R (p= 0,000) dengan kejadian kecelakaan kerja. Sedangkan, variabel
umur (p= 0,350), masa kerja (p= 0,156), dan tingkat pendidikan (p= 0,107) tidak
memiliki hubungan signifikan dengan kejadian kecelakaan kerja.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini bagi RSUD Kabupaten Sidoarjo
yaitu diharapkan mengadakan kegiatan positif (pelatihan 5R, evaluasi dan audit 5R,
lomba 5R, pemberian reward dan punishment, promosi K3 dengan media visual
5R) guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran pentingnya penerapan 5R untuk
mencegah kecelakaan kerja, mengintegrasikan penerapan 5R dengan SOP sesuai
tingkat risiko zona di IGD serta memantau, melakukan supervisi, dan evaluasi rutin
terkait keberlangsungan dan konsistensi penerapan 5R dari pihak top management,
dan tetap mendata setiap kejadian kecelakaan kerja (near miss, ringan, sedang).
Bagi petugas IGD diharapkan mengikuti pelatihan 5R dan memahaminya demi
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya pengelolaan tempat kerja di
area kerja untuk mencegah kecelakaan kerja, menerapkan 5R dengan baik dan
benar, serta segera melapor ketika mengalami kecelakaan kerja (near miss, ringan,
sedang). Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai faktor
kelelahan, pengetahuan K3, pelatihan, pengawasan, maupun penerapan SMK3,
dilakukan penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan penerapan 5R di
fasilitas pelayanan kesehatan, serta dilakukan penelitian sejenis dengan metode
penelitian lebih valid. | en_US |