dc.description.abstract | Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bencana yang memiliki dampak sangat merugikan.
Dampak tersebut seperti rusaknya ekosistem sekaligus musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di
hutan. Penyebab terjadinya kebakaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya musim kemarau yang
panjang dan kelalaian manusia. Penyusunan rencana rehabilitasi pasca kebakaran pada wilayah yang luas
membutuhkan data area terbakar yang sudah terklasifikasi tingkat kerentanan kebakarannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah menilai tingkat kerentanan dan tingkat keandalan model klasifikasi kerentanan kebakaran
menggunakan metode Frequency Ratio (FR) yang divalidasi dengan sebaran hotspot di Kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Adapun data yang digunakan dalam metode FR merupakan data
raster yang dihitung berdasarkan perbandingan jumlah piksel area terbakar dengan luas seluruh kawasan
TNBTS untuk menghasilkan Predictor Rate (bobot) di masing-masing kelas sesuai parameter. Pada penelitian
ini terdapat 7 parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerentanan kebakaran hutan dan lahan,
yaitu suhu permukaan tanah, tutupan lahan, curah hujan, elevasi, jenis tanah, kelerengan dan arah lereng.
Peta kerentanan yang dihasilkan, divalidasi menggunakan data sebaran hotspot dan diperoleh hasil bahwa
area penelitian memiliki kelas kerentanan tinggi sebesar 51,16% dan kelas kerentanan sedang sebesar
48,84%. Hal ini mengindikasikan bahwa kebakaran berpotensi terjadi pada daerah dengan klasifikasi
kerentanan sedang sampai tinggi. Area dengan klasifikasi kerentanan sangat tinggi tidak terdeteksi titik
hotspot karena area ini berada pada daerah padang pasir. | en_US |