Isolasi dan Skrining Bakteri Keratinolitik Pendegradasi Limbah Bulu Ayam Asal Lokasi Pembuangan Limbah
Abstract
Ayam merupakan ternak unggas yang banyak dipelihara dalam skala
besar. Seiring dengan banyaknya konsumsi ayam yang relatif stabil tinggi, maka
berdampak pada banyaknya limbah bulu ayam yang dihasilkan dari rumah
produksi ayam pedaging. Hasil pemotongan ayam menghasilkan rata-rata bobot
bulu 4 - 9 % dari bobot hidup. Besarnya bobot bulu yang dihasilkan ini
menunjukkan besarnya limbah bulu yang dihasilkan. Limbah bulu ayam yang
dibuang di lingkungan sekitar rumah produksi ayam dapat menimbulkan bau yang
tidak sedap, menjadi tempat bersarangnya penyakit, dan mengganggu kesehatan
manusia. Hal ini dikarenakan limbah bulu ayam sangat sulit terdegradasi atau
proses dekomposernya memakan waktu yang cukup lama (beberapa bulan).
Protein bulu ayam ini merupakan jenis protein sulit dicerna yang tergolong jenis
protein keratin. Salah satu alternatif yang dikembangkan saat ini untuk
mendegradasi limbah bulu ayam dilakukan dengan reaksi enzimatis dari beberapa
mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim keratinase, salah satunya
adalah bakteri yang telah diisolasi dari tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan isolat bakteri keratinolitik asal limbah bulu ayam melalui skrining
aktivitas degradasi terhadap tepung bulu ayam secara semikuantitatif,
mendapatkan isolat bakteri keratinolitik asal limbah bulu ayam melalui skrining
aktivitas degradasi terhadap bulu ayam utuh secara kuantitatif, serta mengetahui
karakteristik aktivitas proteolitik dan morfologi isolat bakteri terpilih.
Penelitian ini diawali tahap isolasi, sampel yang digunakan adalah limbah
bulu ayam yang tertimbun tanah sebagai sumber isolat yang didapatkan dari lokasi
pembuangan limbah di Sidoarjo. Tahapan berikutnya adalah skrining bakteri
penghidrolisis tepung bulu ayam pada media DTBA agar, yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam menghidrolisis keratin. Tahapan selanjutnya adalah skining bakteri pendegradasi keratin bulu ayam utuh pada
media DBAU, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam
mendegradasi keratin. Tahapan berikutnya adalah karakterisasi aktivitas
proteolitik dan morfologi bakteri (makroskopis dan mikroskopis). Tahapan
terakhir adalah analisis data.
Hasil penelitian awal tahap isolasi menunjukkan bahwa didapatkan
sebanyak 20 isolat bakteri. Aktivitas degradasi isolat bakteri dapat diketahui
dengan terbentuknya zona bening disekitar koloni setiap isolat. Secara kualitatif,
sebanyak sebelas isolat bakteri dapat membentuk zona bening dalam media
DTBA agar sedangkan sembilan isolat lainnya tumbuh tetapi tidak membentuk
zona bening yang berukuran lebih dari diameter koloninya. Hasil uji pertumbuhan
menunjukkan bahwa isolat bakteri tersebut dapat tumbuh dalam media dengan
substrat hanya berupa tepung bulu ayam sebagai sumber karbon dan nitrogen.
Secara semikuantitatif, dari sebanyak sebelas isolat bakteri setelah diskrining
lebih lanjut didapatkan hanya enam isolat bakteri yang menunjukkan indeks
aktivitas keratinolitik sebesar 0,17-1,43 dalam media DTBA. Skrining terhadap
kemampuan degradasi bulu ayam utuh terhadap sebelas isolat bakteri terpilih ini
menunjukkan bahwa semua isolat bakteri mampu mendegradasi bulu ayam utuh
sebesar 2%-40,33% dan bakteri isolat SB11 menunjukkan kemampuan rata-rata
degradasi tertinggi sebesar 40,33 % selama sebelas hari. Kemampuan degradasi
bulu ayam antar isolat bakteri yang semakin tinggi mengindikasikan tingginya
aktivitas keratinolitik yang sejalan dengan adanya peningkatan pH dalam media
kultur. Satu isolat terbaik yaitu SB11 dari hasil skrining kemudian dipilih untuk
karakterisasi. Hasil karakterisasi isolat bakteri keratinolitik tersebut secara
morfologi dan aktivitas biokimia menunjukkan kemampuan menghidrolisis kasein
(tergolong bakteri proteolitik), warna koloni keputih-putihan, bentuk koloni bulat,
permukaan koloni halus, tepi koloni rata, elevasi cembung, sel berbentuk
coccobacill, dan bersifat Gram negatif.