Kontribusi Gas Karbondioksida pada Pekerjaan Pengecoran Struktur Beton dengan Metode Life Cycle Assessment (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Research Center Upn “Veteran” Jawa Timur)
Abstract
Sektor konstruksi menempati urutan ketiga dalam penyumbang emisi Gas Rumah Kaca. Penggunaan energi dalam jumlah yang besar akan menghasilkan Gas Rumah Kaca, utamanya emisi karbondioksida (CO2). Hal ini menjadi indikasi bahwa pada sektor konstruksi diperlukan dorongan untuk mereduksi dampak dari emisi yang dihasilkan, Penerapan konstruksi berkelanjutan dinilai
sebagai upaya yang tepat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Beton sebagai material utama penghasil emisi yang melewati berbagai proses dalam produksinya akan di evaluasi dengan metode Life Cycle Assessment. Metode ini
memungkinkan untuk mengevaluasi dampak terhadap lingkungan yang ditinjau melalui siklus hidup suatu produk, dimana ruang lingkup dalam penelitian ini adalah cradle to gate. Hasil evaluasi menyatakan emisi yang dirilis pada pekerjaan pengecoran plat lantai pada proyek pembangunan gedung research center UPN “Veteran” Jawa Timur sebesar 945492.18 KgCO2. Tahapan yang menjadi titik kristis adalah pada tahap produksi material khususnya pada unit proses produksi semen dengan emisi sebesar 347280.11 KgCO2. Tahap produksi material menghasilkan dampak yang paling besar yaitu sebesar 710506.03 kgCO2, diikuti dengan tahap transportasi material dari quarry ke batching plant, transportasi material dari batching plant ke site, mixing beton di batching plant, dan proses pengecoran plat lantai, berturut-turut 225485.97 kgCO2 ; 3382.84
kgCO2 ; 3170.20 kgCO2 dan 2947.52 kgCO2. Hal ini dikarenakan volume kebutuhan dari tiap material atau zat yang dibutuhkan berbanding lurus dengan jumlah emisi yang dirilis. Dilakukan analisa ulang menggunakan software
SimaPro dengan mengganti bahan penyusun beton, meningkatkan kapasitas alat, dan mengeliminasi jarak tempuh material ke batching plant maupun site sebagai upaya meminimalisir emisi Gas Rumah Kaca sehingga didapatkan hasil akhir emisi sebanyak 821963.07 KgCO2 dengan kata lain terjadi penurunan emisi sebesar 13.07% dari jumlah emisi awal. Dengan rincian bahwa tahap produksi material menghasilkan dampak yang paling besar yaitu 696761.82 kgCO2, diikuti dengan tahap transportasi material dari quarry ke batching plant, transportasi material dari batching plant ke site, mixing beton di batching plant, dan proses pengecoran plat lantai, berturut-turut 113559.87 kgCO2 ; 5523.93 kgCO2 ; 3170.20 kgCO2 dan 2947.52 kgCO2.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4080]