dc.contributor.author | Priandani, Putri Oktaviana | |
dc.date.accessioned | 2023-04-12T03:08:17Z | |
dc.date.available | 2023-04-12T03:08:17Z | |
dc.date.issued | 2022-12-28 | |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115054 | |
dc.description.abstract | Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan nasional penyumbang devisa yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan disamping kelapa sawit dan karet, namun produksinya terus menurun akibat pertanaman kakao Indonesia yang sebagian besar berumur tua (>20 tahun). Regenerasi melalui embriogenesis somatik menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi kendala penyediaan bahan tanam kakao. Permasalahan dalam embriogenesis somatik kakao yakni rendahnya tingkat konversi eksplan menjadi embrio pada tahap embriogenesis somatik primer akibat adanya browning sebagai hasil oksidasi senyawa fenolik penyebab penghambat pertumbuhan eksplan. Material penekan senyawa fenolik diketahui dapat menghambat oksidasi substrat penyebab browning. Beberapa jenis material dibagi menjadi dua kategori berdasarkan perannya dalam mengatasi masalah browning: 1) antioksidan berupa asam askorbat, melatonin, dan perak nitrat yang dapat mengurangi stres oksidatif dan mencegah oksidasi fenolik; 2) absorben (penyerap) berupa PVP yang dapat mengikat komponen fenolik sehingga toksisitasnya akan menurun. Penelitian ini bertujuan mengetahui optimasi induksi embriogenesis somatik primer kakao melalui pemberian beberapa jenis material penekan senyawa fenolik pada jenis kultivar yang berbeda.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 sampai bulan Maret 2022 di Laboratorium Bioteknologi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember. Penelitian menggunakan 2 faktor. Faktor pertama berupa penambahan material penekan senyawa fenolik pada media DKW yang meliputi kontrol, PVP 300 mg/l, perak nitrat 15 mg/l, melatonin 12 mg/l, dan asam askorbat 300 mg/l. Faktor kedua berupa jenis kultivar yang meliputi MCC-02 dan ICCRI-09. Variabel pengamatan meliputi persentase eksplan hidup, morfologi kalus, ukuran kalus, persentase intensitas pencokelatan kalus, serta pembentukan dan formasi embrio somatik primer. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan setiap material memberikan respon yang berbeda dalam menekan senyawa fenolik pada tiap jenis kultivar. Media perlakuan melatonin 12 mg/l menghasilkan persentase intensitas pencokelatan terendah pada kedua jenis kultivar sehingga juga mempengaruhi hasil terbaik pada morfologi dan ukuran kalus serta parameter persentase eksplan hidup. Proses embriogenesis somatik primer eksplan kakao dipengaruhi oleh interaksi faktor internal sel berupa kandungan hormon endogen pada eksplan dengan faktor eksternal berupa komposisi media kultur termasuk hormon eksogen serta jenis dan konsentrasi material penekan senyawa fenolik penyebab browning. | en_US |
dc.description.sponsorship | Mohammad Ubaidillah, S.Si., M.Agr., Ph.D. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Pertanian | en_US |
dc.subject | kakao | en_US |
dc.subject | embriogenesis somatik | en_US |
dc.subject | melatonin | en_US |
dc.subject | senyawa fenolik | en_US |
dc.subject | pencoklatan | en_US |
dc.title | Optimasi Induksi Embriogenesis Somatik Primer Kakao (Theobroma cacao L.) melalui Penambahan Beberapa Jenis Material Penekan Senyawa Fenolik | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Agroteknologi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Mohammad Ubaidillah, S.Si., M.Agr., Ph.D | en_US |
dc.identifier.finalization | Finalisasi tanggal 12 April 2023_M.Arif Tarchimansyah | en_US |