Strategi Pengembangan Wisata melalui Pendekatan Community Based Tourism (CBT) di Desa Wisata Kemiri (Studi Deskriptif di Desa WIsata Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember)
Abstract
Desa Kemiri merupakan salah satu desa di Kabupaten Jember yang
memiliki beragam potensi atas dasar wilayah adminsitratif dan geografis yang
diwujudkan dengan adanya unsur-unsur sosial, politis, pembagian wilayah, serta
kultural masyarakat. Potensi tersebut ditunjukkan dengan ketersediaan sumber daya
alam seperti lahan pertanian dan perkebunan. Selain itu, juga terdapat beragam
produk olahan pangan milik UMKM seperti jamur tiram, keripik singkong, opak
gulung, serta industri minyak atsiri yang juga menjadi keunggulan dari Desa
Kemiri. Namun, beragamnya potensi dan keunggulan Desa Kemiri tersebut tidak
didukung dengan kondisi masyarakat yang belum mampu mengelola potensi desa
dengan optimal, sehingga mereka belum terakselerasi dalam ranah kompetensi
yang dimiliki. Hal itu juga ditunjang dengan adanya permasalahan mengenai
pemasaran terhadap produk UMKM yang belum masif dilakukan dan menyebabkan
berkurangnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat akibat minimnya produk
yang terjual. Kemudian, masyarakat berinisiatif untuk mewujudkan desa wisata dan
berupaya untuk mengembangkannya melalui berbagai strategi yang dilakukan serta
melaksanakan upaya pengembangan masyarakat sebagai bagian integral dari
implementasi pengembangan Desa Wisata Kemiri. Realitas dari pengembangan
Desa Wisata Kemiri dilakukan melalui adanya partisipasi dan pengembangan
masyarakat lokal di mana, hal tersebut linier dengan pendekatan Community Based
Tourism (CBT) sebagai sebuah strategi yang digunakan dalam mewujudkan desa
wisata berbasis masyarakat dalam ranah peran dan partisipasinya.
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk dapat mendeskripsikan dan
menganalisis secara komprehensif mengenai strategi pengembangan wisata melalui
pendekatan Community Based Tourism (CBT) serta mengetahui dan menganalisis
mengenai tahapan pengembangan masyarakat yang dilakukan dalam menunjang
pengembangan Desa Wisata Kemiri. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan
dengan menggunakan teknik purposive area. Informan dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menetapkan
informan pokok dan informan tambahan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti yakni melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi.
Kemudian, peneliti menentukan teknik analisis data secara sistematis diawali
dengan tahap pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
(conclusion drawing and verification). Peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber dalam melakukan keabsahan data dengan tujuan untuk mengetahui standar
kreadibilitas dari eksplorasi data yang didapat di lokasi penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pokdarwis dan masyarakat
melakukan beberapa bentuk startegi pengembangan Desa Wisata Kemiri yang
berkaitan dengan pendekatan Community Based Tourism (CBT). Strategi
pengembangan wisata yang dilakukan diantaranya yakni mengelola potensi Desa
Kemiri dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang potensial.
Kemudian melibatkan masyarakat dalam pengembangan wisata baik itu dalam hal
perencanaan, pengelolaan, hingga pemberian suara atau pendapat dalam
menetapkan suatu keputusan bersama. Lalu, strategi pengembangan wisata juga
dilakukan melalui jalinan mitra yang dibangun dengan para stakeholder agar
mendapat support dalam hal material maupun non material. Strategi lainnya yakni
mempromosikan Desa Wisata Kemiri secara langsung (door to door) dan secara
tidak langsung melalui platform media sosial. Kemudian, hasil penelitian lainnya
menunjukkan bahwa terdapat upaya pengembangan masyarakat yang dilakukan
melalui beberapa tahapan diantaranya yakni tahap persiapan (preparation),
identifikasi masalah (assessment), perencanaan dan perumusan program,
implementasi program dengan melakukan program optimalisasi pemasaran produk
UMKM, peningkatan kapasitas masyarakat, serta program pendayagunaan potensi
desa yang kemudian dilakukan tahap evaluasi.