dc.description.abstract | Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah tanaman perkebunan yang
umumnya tumbuh di daerah tropis. Saat ini produktivitas kakao mengalami
penurunan sekitar 70 % yaitu sebesar 625 kg per hektar per tahun (Pelita, 2009).
Salah satu penyebab rendahnya produksi kakao Indonesia adalah kekeringan
(Rahmitasari, 2010). Dampak kekeringan terhadap produktivitas tanaman
perkebunan semakin terasa dengan meningkatnya global warming yang dapat
menimbulkan kemarau panjang dan kekeringan di areal perkebunan (Anonim,
2003). Untuk memperoleh varian kakao toleran kekeringan dapat dilakukan
dengan seleksi secara in vitro menggunakan PEG. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui eksplan yang pertumbuhannya baik dalam media seleksi secara in
vitro menggunakan PEG dan mengetahui macam konsentrasi PEG yang mampu
menyeleksi embrio somatik untuk menghasilkan varian toleran terhadap
kekeringan.
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan,
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan
Oktober 2009 sampai dengan Mei 2010. Percobaan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) secara faktorial 5 x 3 dengan 4 kali ulangan. Perlakuan
terdiri dari 2 faktor ; faktor I yaitu macam konsentrasi PEG yang terdiri dari 5
taraf yaitu 0 gr/l PEG, 2,5 gr/l PEG, 5 gr/l PEG, 7,5 gr/l PEG dan 10gr/l PEG.
Faktor II yaitu macam klon yang terdiri dari tiga taraf yaitu ICS 13, ICS 60 dan
DR 2. Parameter yang diamati meliputi persentase terbentuknya embrio somatik
dan jumlah embrio somatik per eksplan.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa eksplan beberapa klon kakao
memberikan respon pertumbuhan yang berbeda pada setiap parameter percobaan
vii
yang diamati. Konsentrasi 10 gr/l PEG dapat digunakan sebagai media seleksi
untuk ketahanan terhadap kekeringan dalam upaya mendapatkan embrio somatik. | en_US |