Show simple item record

dc.contributor.authorENDRI SETYOWATI
dc.date.accessioned2013-12-20T08:03:33Z
dc.date.available2013-12-20T08:03:33Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM070210191132
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11421
dc.description.abstractPada suatu proses pembelajaran matematika, guru harus memiliki strategi mengajar yang baik agar siswa dapat belajar secara aktif dan efektif. Dalam pelaksanaan suatu pembelajaran diperlukan Assessment (penilaian) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Penilaian pembelajaran perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang mencakup penilaian terhadap proses belajar dan hasil belajar. Umumnya penilaian pembelajaran di sekolah-sekolah masih terfokus pada teknik tes. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika SMP di Kabupaten Situbondo bahwa dalam melakukan penilaian masih menggunakan aspek kognitif saja atau penilaian terfokus pada kegiatan yang menyangkut prestasi akademik dan kurang menaruh perhatian kegiatan menyangkut tingkah laku. Penilaian aspek kognitif, psikomotor dan afektif dilakukan secara serempak, terus menerus dan berkesinambungan sehingga siswa menguasai kompetensi dasar. Selain itu, input (siswa) dari sekolah sangat mempengaruhi sistem penilaian dari sekolah tersebut serta masih terdapat sekolah yang siswanya kurang mempunyai motivasi/semangat untuk sekolah dan belajar sehingga ketiga ranah dalam penilaian tidak dapat terlaksana semua. Untuk itu, guru dituntut agar melakukan penilaian yang meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif karena jika hanya kognitif saja yang dikembangkan, maka siswa belum memiliki kompetensi tertentu yang memadai karena dua aspek lainnya belum dimiliki. Dari masalah tersebut dilakukan penelitian mengenai Assessment yang dilakukan guru matematika yang bertujuan untuk mengetahui persentase tingkat pemahaman, proses pengembangan serta pelaksanaan Assessment yang dilakukan oleh 21 guru matematika SMP di Kabupaten Situbondo dalam pembelajaran matematika. viii Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai secara langsung melihat kondisi guru yang akan diteliti, menyebarkan angket dan wawancara terhadap beberapa guru matematika dari masing-masing sekolah serta dengan dokumentasi atau melihat/mengcopy contoh Assessment yang guru miliki. Untuk menentukan daerah penelitian ini digunakan metode purposive sampling area dimana sampel ditetapkan secara sengaja. Jumlah responden yang dijadikan subjek penelitian yang diambil yaitu 21 guru matematika dari 233 guru matematika di Kabupaten Situbondo yang juga merupakan sumber data dari penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai Assessment. Lokasi penelitian dilakukan di 7 SMP Negeri dan 3 SMP Swasta yaitu di SMPN 1 Situbondo, SMPN 4 Situbondo, SMPN 5 Situbondo, SMPN 1 Panji, SMP Muhamadiyah Panji, SMPN 1 Bungatan, SMPN 1 Mlandingan, SMPN 2 Mlandingan, MTSS Sabilal Muhtadin dan MTSS Al-Falah Bletok. Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Oktober – 22 Nopember 2011. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok yang nantinya akan dipersentase sesuai indikator. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar guru matematika SMP di Kabupaten Situbondo masih belum paham tentang Assessment dalam pembelajaran matematika yaitu hanya 69,64% guru yang paham mengenai Assessment karena guru dikatakan paham apabila persentasenya 75%. Untuk proses pengembangan Assessment yang dilakukan guru matematika SMP di Kabupaten Situbondo, 76,19% telah mengembangkan Assessment. Guru yang mengembangkan Assessment secara berkelompok (MGMP) sebanyak 75%, sedangkan sisanya mengembangkan secara mandiri, mengambil dari buku, internet atau referensi lain. Pelaksanaan Assessment yang dilakukan oleh guru matematika SMP di Kabupaten Situbondo masih belum sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) karena hanya 67,46% yang melaksanakan Assessment sesuai dengan BSNP.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210191132;
dc.subjectASSESSMENT YANG DILAKUKAN GURU MATEMATIKAen_US
dc.titlePROFIL ASSESSMENT YANG DILAKUKAN GURU MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SITUBONDOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record