dc.description.abstract | Di Indonesia budaya patriarki masih sangat kental. Sebagian besar
masyarakat Indonesia masih menganut budaya patriarki. Budaya patriarki semakin
kuat ketika faktor agama, determinise biologis yang artinya karena laki-laki dan
perempuan berbeda maka fungsi-fungsi sosial dan kerja dalam masyarakatpun
diciptakan berbeda, misalnya peran laki-laki di ranah publik dan perempuan di
ranah domestik. Peran seperti ini dalam masyarakat disebut peran gender. Peran
gender tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender.
Yang menjadi persoalan adalah ketika perbedaan gender ini melahirkan berbagai
ketimpangan, ketidakadilan dan menyebabkan ketidaksetaraan gender baik bagi
kaum laki-laki terutama terhadap kaum perempuan.
Di Indonesia sendiri unsur diskriminasi terjadi di dalam berbagai
program pembangunan pemerintah sebagai upaya penanggulangan kemiskinan
baik disengaja maupun tidak disengaja. Hubungan antar gender dan kemiskinan
telah menarik banyak perhatian saat ini karena kurangnya kekuatan sosial dan
akses perempuan pada sumber daya mendukung terjadinya kemiskinan.
Kemiskinan semakin parah ketika Indonesia dilanda krisis monoter yang
kemudian menjadi krisis multidimensional yang semakin memperparah keadaan
masyarakat Indonesia. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan telah
dilakukan oleh pemerintah agar dapat mengurangi angka kemiskinan yang
semakin tinggi. Namun upaya-upaya tersebut rupanya belum banyak menyentuh
kaum perempuan terutama kaum perempuan di tingkat pedesaan.
Penelitian yang berjudul peran perempuan dalam pemanfaatan modal
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan
kesejahteraan keluarga dengan studi kasus di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo
Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember bertujuan untuk mendeskripsikan peran ibu
rumah tangga dalam pemanfaatan modal Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM
Mandiri Perdesaan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga, mendeskripsikan
kendala-kendala yang dihadapi kaum perempuan dalam pemanfaatan modal
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan mendeskripsikan upaya untuk mengatasi kendalakendala
yang dihadapi kaum perempuan dalam pemanfaatan modal Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan
kesejahteraan keluarga.
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo
Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Adapun alasan penentuan lokasi penelitian
tersebut dikarenakan Desa Sukowiryo mempunyai modal awal dan jumlah aset
paling besar dibandingkan desa lainnya, Desa Sukowiryo mempunyai kelompok
SPP terbanyak yaitu 8 kelompok, jumlah pemanfaatnya tertinggi jika
dibandingkan dengan desa yang lain yaitu 355 pemanfaat, dan tingkat
pengembaliannya 100%. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan sosial interpretatif, jenis penelitian ini tergolong penelitian kualitatif
dan penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dengan jumlah informan sebanyak 17 orang. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara (indept
interview), dan studi dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan induksi
konseptualisasi dengan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data mentah,
transkrip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan sementara,
triangulasi dan penyimpulan akhir. Sedangkan untuk teknik keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber data dan teori.
Perempuan pemanfaat Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri
Perdesaan di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk Kabupaten
Jember mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
mereka. Usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di Kelompok
Asolihin adalah berdagang bakso, lombok, kerupuk, barang kebutuhan hidup,
sembako dan usaha warung makan. Peran yang dilakukan perempuan dengan
memanfaatkan modal SPP adalah membuka usaha, mengelola usaha dengan cara
dan strategi mereka masing-masing, melayani pembeli, berbelanja barang
kebutuhan toko yang telah habis terjual dan mengelola keuntungan hasil usaha
yang kemudian digunakan untuk membeli keperluan rumah tangga yang masih
kurang, menabung penghasilan tersebut untuk keperluan lain yang tidak terduga,
serta menyimpannya untuk keperluan penyetoran pengembalian modal SPP.
Dengan keterlibatan istri di ranah publik, beban suami menjadi lebih ringan
sehingga para suami pun memperkenankan istri untuk terlibat secara aktif
membantu ekonomi keluarga, walaupun tetap mengingatkan istri mereka untuk
tetap memperhatikan pemeliharaan rumah tangga.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tuntutan
kebutuhan hidup yang semakin meningkat membuat suami dan istri sebagai satu
keluarga turut berperan sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Keterlibatan
perempuan di ranah publik berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan
keluarga yaitu terpenuhinya kebutuhan dalam keluarga, beban suami sebagai
pencari nafkah dalam keluarga menjadi lebih ringan, dan bertambahnya
penghasilan keluarga. Perempuan dan suami pemanfaat Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan menyadari akan pentingnya peranan
perempuan dalam pembangunan sehingga tidak ada kendala bagi perempuan
untuk bekerja di ranah publik. | en_US |