| dc.description.abstract | Berdasarkan hasil survei TIMSS, posisi Indonesia dalam bidang matematika berada di posisi rendah dibandingkan negara lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat berpikir yang tergolong rendah. Pembelajaran matematika yang ada di sekolah bersifat terlalu teoritis, membosankan, serta permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari justru tidak muncul di sekolah. Berdasarkan hasil observasi dengan salah satu guru di SMP Negeri 1 Jember, yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran masih diberikan soal-soal rutin dan pembelajaran hanya dikaitkan dengan lingkungan secara umum belum pernah dikaitkan dengan kebudayaan yang dekat dengan siswa secara spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan paket tes geometri berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) berdasarkan etnomatematika di Jember yang valid, praktis, dan efektif. Paket tes ini dibuat berdasarkan 4 etnomatematika yang sudah ditemukan sebelumnya pada Jember wilayah timur, utara, selatan dan tengah untuk dapat menggambarkan Jember secara keseluruhan. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jember pada tanggal 21 Maret 2022 hingga 25 Maret 2022 tahun ajaan 2021/2022. Subjek uji coba penelitian terdiri dari 6 siswa kelas IX untuk uji coba terbatas dan 31 siswa kelas IX untuk uji coba lapangan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Thiagarajan atau 4-D model. Model pengembangan tersebut memiliki empat tahapan yakni tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Penelitian ini terdiri dari beberapa instrumen yakni paket tes geometri berbasis HOTS berdasarkan etnomatematika di Jember (kisi-kisi, soal tes, lembar jawaban, kunci jawaban, rubrik penilaian, dan rekomendasi paket tes), lembar validasi, angket respon guru, dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan layak digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hal tersebut berdasarkan uji validitas dengan nilai Va pada paket tes A, paket tes B, dan paket tes C berturut-turut adalah 4,583; 4,694; dan 4,541 dengan kategori valid. Hasil uji validitas angket respon guru dan siswa berturut-turut adalah 4,833 dan 4,778. Hasil uji reliabilitas pada paket tes A dan paket tes B berturut-turut adalah 0,859 dan 0,844 dengan kategori sangat tinggi, sedangkan reliabilitas paket tes C adalah 0,771 dengan kategori tinggi. Hasil uji tingkat kesukaran setiap soal pada paket tes A, paket tes B, dan paket tes C dinyatakan baik karena berada pada interva 0,2-0,833 dengan kriteria mudah, sedang dan sukar. Hasil uji daya pembeda setiap soal pada paket tes A, paket tes B, dan paket tes C dinyatakan baik karena berada pada interval 0,266-0,8 dengan kriteria cukup, baik dan baik sekali. Hasil analisis data kepraktisan diperoleh dari angket respon guru dengan presentase 88% dan angket respon siswa dengan presentase 90,89%, sehingga paket tes dapat dinyatakan praktis. Hasil analisis data keefektifan diperoleh dari hasil tes siswa yakni pada paket tes A dan paket tes B terdapat 31 siswa (100%) yang mendapatkan skor minimal pada kategori baik, sedangkan pada paket tes C terdapat 25 siswa (80,65%) yang mendapatkan skor minimal pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan guru mulai memberikan soal-soal berbasis HOTS berdasarkan etnomatematika di sekitar agar dapat menstimulus siswa dan melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, untuk siswa dapat dijadikan sebagai refleksi terhadap kemampuan diri, dan bagi peneliti lain diharapkan adanya penelitian lanjutan yang dapat mengembangkan paket tes berbasis HOTS dengan etnomatematika di daerah lain dan pokok bahasan lain. | en_US |
