| dc.description.abstract | Kehadiran covid-19 nyatanya tidak hanya memberikan dampak terhadap sektor kesehatan semata, berbagai sektor diluar sektor kesehatan turut terdampak, salah satunya adalah sektor pariwisata. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan yang mencapai lebih dari 50% baik wisatawan domestik maupun mancanegara merupakan salah satu dampak paling signifikan adanya pandemi yang dirasakan oleh dunia pariwisata (Kemenkraf, 2020). Hutan De Djawatan merupakan salah satu destinasi wisata yang turut terdampak pandemi covid-19. Berbagai upaya dilakukan pihak pengelola guna kembali menggerakkan roda perekonomian di Hutan De Djawatan Banyuwangi, upaya tersebut diwujudkan dengan meningkatkan ketersediaan dan pengelolaan komponen penawaran pariwisata yang lebih adaptif dengan berbagai kebijakan pengelolaan pariwisata pada masa pandemi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan dan pengelolaan komponen penawaran pariwisata yang ada di Hutan De Djawatan Banyuwangi pada masa pandemi covid-19. Lokasi penelitian yang dilakukan peneliti berada di Hutan De Djawatan Banyuwangi. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode angket/kuesioner, metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi. Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan random sampling dengan melakukan pengambilan sampel yang dilakukan melalui google form dan pengambilan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi destinasi wisata.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan penawaran pariwisata di Hutan De Djawatan berada pada klasifikasi yang beragam, dimulai dari klasifikasi baik, cukup baik namun belum optimal dan buruk. Komponen attraction (daya tarik wisata) yang memiliki hasil scoring tertinggi adalah pemandangan alam dengan nilai 35 dan berada pada klasifikasi baik. Komponen acceseble (aksesibilitas) yang memiliki hasil scoring tertinggi adalah sarana jalan yang memiliki nilai 33.5 dan berada pada klasifikasi baik. Komponen ameneties (fasilitas) yang memiliki hasil scoring tertinggi adalah fasilitas MCK dan mushola yang memiliki nilai masing-masing 30.2 dan berada pada klasifikasi baik. Komponen ancillary (kelembagaan) yang memiliki hasil scoring tertinggi adalah kelembagaan yang berasal dari unsur pemerintah dengan nilai 30.4 dan berada pada klasifikasi baik. Komponen informasi dan promosi yang memiliki hasil scoring tertinggi adalah penyebaran informasi dan promosi yang disebarkan melalui sosial media dengan nilai 30 dan dan berada pada klasifikasi baik. Secara keseluruhan ketersediaan komponen penawaran pariwisata di Hutan De Djawatan Banyuwangi berada pada klasifikasi baik namun belum optimal, sehingga dibutuhkan beberapa upaya yang lebih efektif guna meningkatkan ketersedian komponen penawaran pariwisata di Hutan De Djawatan Banyuwangi.
Pengelolaan pariwisata di Hutan De Djawatan Banyuwangi dilakukan dengan melakukan berbagai upaya adaptif pengelolaan pariwisata pada masa pandemi, dimulai dari adanya pembatasan jumlah wisatawan yang menaiki delman, pembukaan paket wisata exclusive, pengadaan angkutan gratis yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang merupakan hasil dari FGD (Focus Group Discussion) Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kabupaten Banyuwangi, melakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat pada masa pandemi dengan menerapkan CHSE (Clean, Health, Safety, and Environtmental Suistanability), meningkatkan kerja sama bersama stakeholder terkait yakni pemerintah, swasta dan masyarakat serta meningkatkan berbagai upaya penyebaran informasi guna meningkatkan kepercayaan wisatawan guna melakukan kunjungan wisata di Hutan De Djawatan pada masa pandemi, salah cara yang dilakukan adalah dengan melakukan kerja sama bersama beberapa influencer dan stasiun televisi nasional. | en_US |
