Modal Sosial Komunitas Pedagang Kecil dalam Pagelaran Kebudayaan di Banyuwangi
Abstract
Fenomena pedagang kecil telah menyita perhatian pemerintah, karena
pedagang ini sering dianggap mengganggu ketertiban, fasilitas umum menjadi
kotor, menimbulkan tata ruang yang tidak teratur dan kebisingan. Sebagai
pemangku kebijakan hendaknya pemerintah membuat aturan yang arif bagi semua
kalangan. Dengan kehadiran pedagang kecil yang tergolong dalam sektor informal
sebagai unit-unit skala kecil yang mendistribusikan barang-barang untuk
dikonsumsi, menjadi minat sebagai pekerjaan penduduk terutama untuk
memperoleh keuntungan.
Kemunculan ekonomi informal di Banyuwangi salah satunya di pagelaran
kebudayaan dilakukan saat siang atau malam hari, mengikuti waktu pelaksanaan
di pagelaran tersebut. Dengan semakin banyaknya pelaku ekonomi informal
menimbulkan rasa senasib dan terjalinnya kekeluargaan yang erat, yang kemudian
membentuk wadah komunitas pedagang kecil. Tujuan diciptakannya wadah ini
ialah untuk saling memberikan informasi jadwal pagelaran kebudayaan antar
pedagang dan saling membantu dalam hal keberlangsungan ekonomi. Keberadaan
komunitas ini sebagai sarana aspirasi dan perkumpulan pedagang kecil. Dengan
begitu para pedagang merasa aman dengan usaha yang dilaksanakannya. Adanya
peluang untuk menjajakan dagangan seharusnya dijaga secara rahasia. Akan tetapi
para pedagang kecil ini membagi-bagikan peluang kepada yang lain. Maka
menarik untuk menelisik bagaimana aktivitas jaringan komunitas pedagang kecil
pada pagelaran kebudayaan di Kabupaten Banyuwangi yang dianalisis melalui
teori modal sosial.