Potensi Kombinasi Trichoderma SP. dan Mikoriza Arbuskula Upuntuk Mengendalikan Penyakit Rhizoctonia pada Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.)Merill)
Abstract
Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang telah lama
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Pada kurun waktu lebih dari 15 tahun
terakhir hasil produksi kedelai mengalami penurunan sebedar 8,065. Salah satu
penyebab dari turunnya hasil produksi disebabkan karena adanya OPT pada
tanaman kedelai. OPT pada tanaman kedelai yaitu adanya penyakit Rhizoctonia,
Rhizoctonia dapat menyerang kedelai dari fase vegetatif hingga fase generatif.
Gejala diawali dengan rebah pada kecambah hingga busuk akar dan polong
kedelai. Patogen ini ialah patogen yang sulit untuk dikendalikan. Penyebab sulit
dikendalikan karena patogen hidup didalam tanah dalam jangka waktu yang
panjang dengan membentuk sklerotia.
Pengendalian yang umum dilakukan oleh petani ialah menggunakan
fungisida, dimana fungisida yang berlebihan akan menyebabkan dampak negatif
pada alam. Oleh karena itu diperlukan pengendalian yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu upaya pengendalian yaitu menggunakan APH seperti jamur antagonis
Trichoderma sp. dan mikoriza arbuskula. Kedua jamur ini jika dikombinasikan
maka dapat menekan penyakit Rhizoctonia. Persamaan yang dimiliki dari kedua
jamur ini ialah sebagai biokontrol dan biofertilizer pada tanaman. Jamur
Trichoderma sp. memiliki peran sebagai penghambat pertumbuhan patogen
sedangkan mikoriza arbuskula dapat digunakan sebagai biokontrol tumbuhan
dalam membantu penyerapan unsur hara. Kombinasi dari kedua jamur ini dengan
dosis terbaik dapat meningkatkan ketahanan tanaman kedelai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kombinasi aplikasi
jamur Trichoderma sp. dan jamur mikoriza arbuskula dapat menekan penyakit
rhizoctonia serta jumlah dosis yang paling optimal dalam mengendalikan penyakit
Rhizoctonia pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill). Manfaat penelitian
yaitu memberikan informasi mengenai alternatif pengendalian menggunakan kombinasi APH. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan
November 2020 yang bertempat di Laboraturium Penyakit Tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Jember dan Green House Kecamatan Patrang. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap Lengkap 2 faktor yaitu dosis pupuk
mikoriza arbuskula: 0 gr/tanaman (M0), 6 gr/tanam (M1), 9 gr/tanaman (M2), dan
12 gr/tanaman (M3) dan faktor dosis Trichoderma sp.: 0 ml/tanaman (T0), 50
ml/tanaman (T1), dan 100 ml/tanaman (T2). Hasil penelitian menunjukkan
kerapatan spora dan viabilitas Trichoderma sp. yaitu 2,67 x 108
spora/ml dan
62,91%. Dosis terbaik pada masing-masing faktor yaitu mikoriza arbuskula 12
gr/tanaman dan dosis Trichoderma sp. 100 ml/tanaman yang ditunjukkan dengan
data masa inkubasi munculnya gejala pada 14 HSI, insidensi penyakit pada 35
HSI sebesar 25%, keparahan penyakit pada 35 HSI sebesar 20,70%, laju infeksi
(r4) sebesar 0,731 unit/hari, dan tinggi tanaman pada 42 HST sebesar 67,87 cm.
Hasil tersebut merupakan nilai terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4363]