dc.description.abstract | Era revolusi industri 4.0 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi lembaga
pendidikan. Dengan lahirnya Revolusi Industri 4.0 telah mengubah pandangan
pendidikan untuk melakukan inovasi-inovasi dengan menggunakan unsur teknologi
di dalam proses pembelajaran. Implementasi teknologi informasi pada proses
pembelajaran diharapkan dapat lebih menarik, aktif, dan kreatif yang terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan tuntutan keterampilan abad ke-21.
Pembelajaran sejarah abad 21 menuntut peserta didik memiliki keterampilan 4C
(Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity) ditambah dengan
pendidik karakter dan penguasaan teknologi. Indikator keberhasilan peserta didik
lebih didasarkan pada kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, beradaptasi,
berinovasi dan menggunakan informasi untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran yang kompleks. Penggunaan inovasi pembelajaran berbasis teknologi
menuntun pendidik dan peserta didik dalam mengoptimalkan proses pembelajaran.
Untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang unggul dan ter fasilitasi terdapat
komponen-komponen pendidikan yang berpengaruh, yaitu: pendidik, peserta didik,
sarana dan prasarana serta lingkungan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di tiga
sekolah, yaitu di SMAN 2 Jember, SMAN 3 Jember, dan SMAN 4 Jember
menjelaskan permasalahan pembelajaran sejarah antara lain: (1) 16,67% pendidik
tidak menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) 29,17% pendidik tidak
mengembangkan bahan ajar terkait materi yang hanya menggunakan LKS dan
Buku Paket dalam menyampaikan materi; (3) 58,33% peserta didik menyatakan
kelengkapan sumber belajar yang kurang dan 51,04% peserta didik menyatakan
kedalaman materi masih kurang, sehingga peserta didik membutuhkan sumber
belajar yang relevan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran; (4)
38,54% peserta didik mendapati kendala mempelajari materi karena kurangnya
sumber belajar berupa buku sehingga peserta didik masih bergantung pada materi
yang terdapat di LKS dan Buku Paket; dan (5) 60,42% menginginkan inovasi
berupa buku pembelajaran sejarah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil validasi
ahli terhadap e-modul berbasis Learning Start With A Question pada pembelajaran
sejarah kelas XI dengan menggunakan model Borg and Gall ?; dan (2) Bagaimana
pengembangan e-modul pembelajaran sejarah berbasis Learning Start With A
Question dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran
sejarah di kelas XI SMA ?
Tujuan penelitian ini antara lain; (1) Menghasilkan e-modul pembelajaran
sejarah berbasis Learning Start With A Question pada mata pelajaran sejarah kelas
XI SMA dengan menggunakan model Borg and Gall yang sudah tervalidasi oleh
ahli materi, ahli bahasa dan ahli desain; dan (2) Menghasilkan e-modul
pembelajaran sejarah yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap
mata pelajaran sejarah di kelas XI SMA.
Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Borg
and Gall. Model Pengembangan Borg and Gall memiliki serangkaian karakteristik
siklus antara lain: (1) research and information collecting; (2) planning; (3) develop
preliminary form of product; (4) preliminary field testing, (5) main product
revision; (6) main field testing; (7) operation product revision; (8) operation field
testing; (9) final product revision;(10) dissemination and implementasion.
Hasil validasi ahli isi bidang studi mencapai persentase 83,15% dengan
kualifikasi “baik”, hasil validasi ahli bahasa mencapai persentase 82% dengan
kualifikasi “baik” dan hasil validasi desain pembelajaran mencapai persentase
86,66% dengan kualifikasi “sangat baik”. Keberhasilan E-modul Pembelajaran
Sejarah Berbasis Learning Start With A Question (LSQ) dalam meningkatkan hasil
belajar sejarah dapat dilihat dari persentase uji coba kelompok kecil dan uji coba
kelompok besar. Pada uji coba kelompok besar diperoleh peningkatan pada masing masing indikator yakni (1) Differentiating dengan rata-rata mencapai persentase
84,93% dengan kualifikasi “ sangat tinggi”; (2) Organizing dengan rata-rata
mencapai persentase 82,33% dengan kualifikasi “sangat tinggi”; dan (3)Attributing
dengan rata-rata mencapai persentase 87,12% dengan kualifikasi “sangat tinggi”.
Berdasarkan hasil penelitian, maka diambil kesimpulan: (1) E-modul
Pembelajaran Sejarah Berbasis Learning Start With A Question (LSQ) telah
tervalidasi ahli dan layak digunakan untuk pembelajaran sejarah serta (2) E-modul
Pembelajaran Sejarah Berbasis Learning Start With A Question (LSQ) dapat
meningkatkan hasil belajar sejarah peserta didik.
Adapun saran-saran pemanfaatan e-modul pembelajaran sejarah berbasis
Learning Start With A Question adalah sebagai berikut: (1) Peserta didik diharapkan
dapat menggunakan E-modul Pembelajaran Sejarah Berbasis Learning Start With
A Question (LSQ) secara mandiri tanpa tergantung kepada pendidik. Hal ini juga
mampu mendukung program belajar jarak jauh dan belajar mandiri yang sedang
diterapkan pada saat ini; dan (2) Pendidik diharapkan lebih berinovasi dan
memanfaatkan teknologi pembelajaran masa kini dalam memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik; (3) Pendidik diharapkan mampu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengekspresikan diri, saling menghargai dan bertanggungjawab. | en_US |