Show simple item record

dc.contributor.authorSAIFULLAH, Fajar
dc.date.accessioned2023-03-20T07:33:42Z
dc.date.available2023-03-20T07:33:42Z
dc.date.issued2022-07-13
dc.identifier.nim182210101057en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/113189
dc.description.abstractInfeksi Soil Transmitted Helminth (STH) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Necator americanus yang menyebabkan berbagai penyakit di seluruh dunia. Pengendalian infeksi STH sangat tergantung pada penggunaan agen antelmintik. Namun penggunaan obat antelmintik secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama telah menyebabkan terjadinya kasus resistensi antelmintik. Peningkatan jumlah resistensi antelmintik telah dilaporkan pada berbagai spesies cacing dan kelas antelmintik di berbagai benua. Oleh karena itu, diperlukan suatu agen antelmintik baru yang dapat mengendalikan infeksi STH. Tanaman yang berpotensi sebagai agen antelmintik baru adalah Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) dan Plasa (Butea monosperma). Pada penelitian ini, aktivitas antelmintik ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea monosperma diuji dengan konsentrasi uji 500 g/mL terhadap Caenorhabditis elegans pada microplate 384 well yang dimaksudkan sebagai screening awal untuk menentukan aktivitas antelmintik. aktivitas tanaman tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa persen mortalitas Butea monosperma = 23,35% dan Aerva sanguinolenta = 11,05%. Dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi 500 g/mL ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea monosperma memiliki aktivitas antelmintik.Tanaman yang berpotensi sebagai agen antelmintik baru yaitu Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) dan Plasa (Butea monosperma). Untuk mengetahui kandungan golongan senyawa dalam daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea monosperma, dilakukan ekstraksi menggunakan metode ultrasonikasi dengan pelarut metanol. Ekstrak kering yang dihasilkan kemudian diteruskan ke proses skrining kandungan kimia untuk mengetahui keberadaan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan polifenol serta uji antelmintik untuk mengetahui persen kematian terhadap C. elegans. Hasilnya ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta mengandung golongan senyawa flavonoid dan polifenol, sedangkan ekstrak metanol biji Butea monosperma mengandung golongan senyawa flavonoid, polifenol, dan terpenoid. Perolehan persen kematian dari ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea monosperma dengan konsentrasi 500 µg/mL terhadap C. elegans masing-masing sebesar 11,05% ± 1,32 dan 23,35% ± 4,37.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : apt. Ari S. Nugraha, S.F., GdipSc., M.Sc-Res., Ph.D. Dosen Pembimbing Anggota : apt. Bawon Triatmoko, S.Farm., M.Sc.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectDAUN SAMBANG COLOK (Aerva sanguinolenta)en_US
dc.subjectBIJI PLASA (Butea monosperma)en_US
dc.subjectCaenorhabditis elegansen_US
dc.titleUji Antelmintik Ekstrak Metanol Daun Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) dan Biji Plasa (Butea monosperma) terhadap Caenorhabditis elegansen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1apt. Ari S. N., S.F., GdipSc., M.Sc-Res., Ph.D.en_US
dc.identifier.pembimbing2apt. Bawon Triatmoko, S.Farm., M.Sc.en_US
dc.identifier.validatorKacung-2 Januari 2023en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi Tanggal 20 Maret 2023_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record