Show simple item record

dc.contributor.authorPUTRI, Anugrah Ekandina
dc.date.accessioned2023-03-20T02:28:25Z
dc.date.available2023-03-20T02:28:25Z
dc.date.issued2022-04-13
dc.identifier.nim160910101048en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/113078
dc.description.abstractPenelitian ini menganalisis diplomasi Twitter (Twiplomacy) oleh 5 Pemimpin Dunia dengan followers terbanyak. Pada bagian awal, dijelaskan bahwa Twitter merupakan situs jejaring sosial terpopuler di kalangan pemimpin dunia, mewakili 98% seluruh pemerintah dari total 193 negara anggota PBB memiliki akun Twitter resmi (Twiplomacy Study, 2020). Hal ini sekaligus menunjukkan popularitas Twitter terus meningkat secara signifikan jika dibandingkan Facebook dan Instagram. Untuk menjelaskan kehadiran pemimpin dunia dalam melaksanakan agenda kebijakan diplomasinya, penulis menggunakan konsep diplomasi publik, diplomasi digital, dan hierarchy of power. Penelitian ini terdiri dari data primer dan sekuder, yang digali menggunakan prinsip Netnografi dengan metode observasi online dan pengarsipan data. Pada area pembahasan, penulis mengidentifikasi karakteristik 5 pemimpin dunia dalam implementasi Twiplomacy melalui analisis deskriptif dari isi tweet di sepanjang tahun 2020, meliputi topik yang disampaikan, gaya penyampaian Bahasa dan retorika penggunaan kata. Sebelum dilakukan analisis, penulis melakukan pengumpulan data melalui penyaringan kata kunci yang paling banyak disebutkan, beserta kata indikatifnya. Hasilnya, terpilih dua topik yang menjadi spektrum utama dalam pembahasan isu global di Twitter, yaitu Covid-19 dan hubungan Kerjasama internasional. Dua topik ini meliputi pemaparan kebijakan, ajakan social distancing, pesan motivatif, dukungan terhadap negara lain, respons terhadap sebuah isu, kerjasama internasional dalam menanggulangi pandemi, pemulihan ekonomi, dan dukungan peralatan kesehatan. Bentuk Twitter activity tersebut mewakili implementasi Twiplomacy yang melibatkan penguatan hubungan antar aktor dan antar publik, sekaligus menggambarkan sifat Twiplomacy yang menggeser definisi baru dalam diplomasi modern. Sebagaimana yang disebutkan oleh Bjola bahwa peluang yang sangat baik untuk mulai menjembatani kesenjangan dari “manajemen perubahan” dalam teori diplomasi kini ditawarkan oleh penyebaran inisiatif digital, yang dapat digambarkan sebagai revolusi dalam praktik diplomasi. Melalui pendekatan dan implementasi yang dilakukan oleh Pemimpin Dunia, penulis menganalisis dan menghubungkan implementasi Twiplomacy yang dibawakan oleh 5 pemimpin dunia terpilih dengan latar belakang kategori kekuasaan masing-masing negaranya berdasarkan konsep great power, middle power, dan small power country.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectTwitteren_US
dc.subjectStudi Kasus 3 Pemimpin Duniaen_US
dc.titleTwiplomacy Studi Netnografi Penggunaan Twitter untuk Diplomasi Studi Kasus 5 Pemimpin Dunia dengan Followers Terbanyaken_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Hubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr.Muhammad Iqbal S.Sos, M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Drs.Abubakar Eby Hara MA,Ph.Den_US
dc.identifier.validatorArinen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi Tanggal 20 Maret 2023_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record