Potensi Kulit Edamame sebagai Bahan Pembuatan Biobriket dengan Bahan Perekat Tepung Kulit Singkong
Abstract
Potensi Kulit Edamame sebagai Bahan Pembuatan Biobriket dengan Perekat
Tepung kulit Singkong, Emy Nur Imama, 181910601055; 2022: 75 halaman;
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember.
Kabupaten Jember merupakan salah satu Kota agroindustri di Jawa Timur
yang memiliki luas teknis petanian mencapai 86.144 Ha. Produk pertanian di
Jember salah satunya kacang-kacangan jenis edamame (Glycine max L.). Industri
pengolah produk pertanian edamame di Jember salah satunya adalah PT. X. Dalam
mengolah hasil produksinya, industri tersebut menyisakan limbah padat berupa
kulit edamame. Salah satu kandungan kulit edamame yaitu karbon dan selulosa
menunjukkan bahwa kulit edamame berpotensi digunakan sebagai bahan baku
pembuatan biobriket. Produk pertanian lain di daerah Jember seperti singkong
berdasarkan percobaan memiliki potensi sebagai bahan perekat. Dalam upaya
meningkatkan nilai manfaat timbulan limbah padat edamame PT. X dan limbah
kulit singkong petani daerah Jember dapat dilakukan pemanfaatan terhadap limbah-
limbah tersebut sebagai bahan baku dan perekat biobriket dengan parameter kadar
air, kadar abu dan nilai kalor sebagai analisis kualitasnya.
Limbah-limbah tersebut dilakukan pretreatment terlebih dahulu,
pretreatment pada kulit edamame dilakukan dengan cara pengeringan di bawah
matahari selama 4 hari kemudian dikarbonisasi menggunakan drum hingga
terbentuk arang dan diayak dengan ukuran 40, 60 dan 80 mesh. Pretreatment pada
kulit singkong dilakukan dengan cara merendamnya pada air selama 1 hari lalu
dikeringkan di bawah terik matahari selama 3 hari dan selanjutnya dilakukan
penggilingan. Tahap selanjutnya yaitu pencampuran arang kulit edamame dengan
bahan perekat variasi 10%, 15% dan 20% dengan berat campuran total 100 g
kemudian dicetak dengan cetakan. Campuran tersebut kemudian dipress dengan
mesin press tekanan 2 ton/cm2
selanjutnya dioven dalam suhu 105° selama 6 jam.
Briket kulit edamame dengan perekat tepung kulit singkong mengasilkan
rata-rata kadar air paling tinggi pada perlakuan ukuran mesh 80 dengan campuran
perekat sebanyak 20 g yaitu sebesar 9,6%. Rata-rata kadar air paling rendah
didapatkan pada sampel dengan ukuran partikel karbon 40 mesh dengan campuran
perekat 10 g yaitu sebesar 6,3%. rata-rata kadar abu paling tinggi dihasilkan pada
perlakuan ukuran mesh 80 dengan campuran perekat sebanyak 10 g yaitu sebesar
18,73%. Rata-rata kadar abu paling rendah didapatkan pada sampel dengan ukuran
partikel karbon 40 mesh dengan campuran perekat 20 g yaitu sebesar 15,27%. rata-
rata nilai kalor paling tinggi dihasilkan pada perlakuan ukuran mesh 40 dengan
campuran perekat sebanyak 10 g yaitu sebesar 4.612 cal/g. Rata-rata nilai kalor
paling rendah didapatkan pada sampel dengan ukuran partikel arang 80 mesh
dengan campuran perekat 20 g yaitu sebesar 4.087 cal/g. Variasi komposisi limbah
kulit edamame PT. X dan perekat tepung kulit singkong pada variabel kadar perekat
tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar air dengan nilai signifikansi 0,849
sedangkan pada kadar abu dan nilai kalor berpengaruh signifikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000036 dan 0,00185. Variabel ukuran partikel (mesh) berpengaruh signifikan terhadap semua variabel terikat yaitu kadar air dengan nilai signifikansi sebesar 0,000435, 0,0116 pada kadar abu dan 0,0000539 pada nilai
kalor.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [3866]