Kaya, Menarik, Hedonis, dan Bergaya (Studi Kontruksi Citra Diri Mahasiswi Selebgram Jember)
Abstract
Media sosial adalah platform digital yang memudahkan pengguna untuk
berkomunikasi dengan mudah satu sama lain atau berbagi konten dalam bentuk teks,
foto, dan video. Media sosial ini juga menjadi salah satu platform yang digunakan
hampir semua orang di tahun 2022. Laporan di situs web Kementerian Komunikasi
dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan ada 63 juta pengguna internet, di
mana 95% di antaranya menggunakan internet untuk mengakses media sosial.
Instagram merupakan media sosial dengan pengguna terbanyak. Di App Store,
Instagram adalah aplikasi gratis ketiga dengan skor 4,8 dari 5. Media sosial
Instagram juga merupakan media sosial yang menyediakan banyak layanan berbagi
foto atau video secara online. Selain dapat mengunggah foto atau video, Instagram
juga memiliki beberapa fitur lain seperti Instastories, IGTV, direct message hingga
video call2
.
Membangun citra diri seseorang bisa dipermudah dengan melalui banyaknya
media-media sosial yang telah muncul pada zaman saat ini, salah satunya yaitu
dengan media sosial akun Instagram. Pengertian mengenai citra diri sendiri yakni
bagaimana pandangan tentang diri kita sendiri, baik secara fisik ataupun secara
keseluruhan mengenai diri sendiri.
Pandangan tersebut bisa berasal dari pendapat dan sudut pandang orang lain
atau dari kita sendiri. Seiring waktu, citra diri ini akan membentuk kepribadian kita dan bagaimana kita merepresentasikan, memandang, dan
menghargai kondisi fisik kita. Sisi lain dari media sosial Instagram selain sebagai
media komunikasi online adalah fungsinya sebagai alat pencitraan diri, yaitu
menunjukkan kekuatan dari segi bentuk tubuh (cantik atau tampan), gaya
berpakaian, dll. Secara tidak langsung menarik perhatian audiens melalui
postingan yang diunggah ke akun Instagram mereka. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh Instagram terhadap citra diri mahasiswi selebgram
Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Dalam pendekatan ini, penggalian data dilakukan melalui
wawancara mendalam (in-depth interview) dengan dokumen menggunakan teknik
observasi. Untuk menguji keabsahan data, peneliti melakukan triangulasi sumber
data. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dramaturgi yang
dikemukakan oleh Erving Goffman.
Penelitian ini mengajukan pertanyaan tentang bagaimana mahasiswi
selebgram Jember membentuk citra diri mereka di akun media sosial Instagram
mereka. Dari penelitian ini, 10 mahasiswi selebgram Jember melakukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan faktanya di panggung depan demi untuk membangun
citra diri yang sesuai dengan yang mereka inginkan Selain itu, tidak semua yang
diunggah 10 mahasiswi ini benar nyatanya.
Dengan melakukan pencitraan di akun instagramnya, mahasiswi tersebut
merasa status sosialnya mereka akan meningkat namun hal tersebut hanya terjadi
pada dunia maya saja.
Pencitraan yang para informan lakukan yakni ada berbagai macam aspek,
ada yang melalui tampilan fisiknya yakni dengan melakukan proses editing
supaya terlihat cantik sebelum mengunggah foto ke akun instagramnya. Lalu ada
yang melelui tampilan fashionnya yakni dengan menggunakan barang KW (tidak
original) namun ia mengaku barang tersebut original. Ada juga yang melalui
tampilan hobi nya dengan menggunakan 2 akun instagram yakni dengan
menampilkan sisi yang berbeda paka akun pertamanya.