Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VII SMP dalam Menyelesaikan Soal HOTS ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent
Abstract
Kemampuan literasi matematika merupakan kemampuan siswa dalam
merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan menggunakan konsep, prosedur,
fakta dan penalaran yang dimiliki setiap siswa untuk menyelesaikan permasalahan
matematika yang lebih kontekstual. Hasil survei PISA yang diselenggarakan oleh
OECD menyatakan bahwa kemampuan literasi matematika siswa di Indonesia
masih rendah. Faktor rendahnya kemampuan literasi matematika disebabkan
karena kurangnya pemahaman siswa pada konsep matematika dan cenderung
hanya menghafalkan rumus saja, sehingga ketika siswa dihadapkan dengan soal
yang bervariasi dan baru ditemui siswa akan bingung dan menganggap soal
matematika sulit. Sehingga perlu adanya kemampuan siswa dalam menganalisis
permasalahan hingga menerapkan pengetahuannya dalam situasi baru yang
dikenal dengan High Order Thinking Skills (HOTS). Kemampuan literasi
matematika seorang siswa dapat diukur menggunakan soal HOTS sebab menuntut
siswa berpikir secara kritis, kreatif dan bernalar dalam memecahkan masalah.
Setiap individu tentu memiliki pola pikir yang berbeda-beda dengan individu
lainnya. Perbedaan antar individu dalam menyusun serta mengolah informasi ini
dikenal dengan gaya kognitif. Oleh sebab itu, perlu adanya analisis kemampuan
literasi matematika siswa kelas VII SMP dalam menyelesaikan soal HOTS
ditinjau dari gaya kognitif field dependent dan field independent.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kemampuan literasi matematika siswa kelas VII dalam
menyelesaikan soal HOTS berdasarkan gaya kognitif field dependent dan field independent. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Jember dengan subjek
penelitian sebanyak 4 siswa yang terdiri dari 2 siswa gaya kognitif field dependent
dan 2 siswa gaya kognitif field independent. Subjek pada penelitian ini dipilih
berdasarkan hasil tes GEFT yang dilihat dari skor tertinggi dan hasil pekerjaan
siswa dalam menjawab soal HOTS.
Dari data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa kemampuan literasi
matematika siswa antara gaya kognitif field dependent dan field independent
dalam menyelesaikan soal HOTS terdapat perbedaan. Pemenuhan indikator yang
dicapai oleh siswa field dependent berbeda dengan siswa field independent. Pada
penelitian ini menggunakan 3 proses matematisasi yang digunakan untuk
mendeskripsikan kemampuan literasi matematika siswa dengan memperhatikan
kesesuaian siswa sebagai subjek penelitian yang mewakili kedua tipe gaya
kognitif dan dilihat dari indikator literasi matematika yaitu merumuskan masalah
secara matematis (formulate), menerapkan konsep, fakta prosedur, dan penalaran
(employ), dan menafsirkan (interpret & evaluate).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan gaya kognitif field
dependent mampu memenuhi 2 indikator kemampuan literasi matematika dalam
menyelesaikan soal HOTS. Sedangkan siswa dengan gaya kognitif field
independent mampu memenuhi semua indikator kemampuan literasi matematika
dalam menyelesaikan soal HOTS. Siswa dengan gaya kognitif field independent
mampu menggunakan semua indikator dalam menyelesaikan masalah kontekstual
yang disajikan. Siswa field independent lebih rinci dalam menyelesaikan suatu
permasalahan hingga dapat menyimpulkan jawaban akhir yang dikaitkan kembali
sesuai dengan masalah kontekstual.