Show simple item record

dc.contributor.authorARAFAH, Canti Nandya Haidar
dc.date.accessioned2023-03-02T08:36:56Z
dc.date.available2023-03-02T08:36:56Z
dc.date.issued2023-01-17
dc.identifier.nim191610101025en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112482
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 2 Maret 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractStunting merupakan masalah kesehatan akibat dari malnutrisi kronis yang sudah berlangsung bertahun-tahun dimulai dari bayi dalam kandungan sampai 1000 HPK akibat kurangnya nutrisi makronutrien dan mikronutrien. WHO menunjukkan bahwa prevalensi balita yang mengalami stunting dibawah usia 5 tahun pada tahun 2016 secara global adalah 22,9% atau sekitar 154,8 juta anak. Stunting yang terjadi di daerah Kecamatan Silo mayoritas terjadi akibat kurangnya nutrisi yang diperoleh ibu ketika mengandung bayi. Stunting pada balita dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi. Pada anak stunting atau anak dengan kekurangan gizi selama periode pertumbuhan dan perkembangan dapat mengganggu pertumbuhan kelenjar saliva secara permanen sehingga akan cenderung menunjukkan laju aliran saliva yang menurun, akibatnya dapat menyebabkan terganggunya proteksi saliva di rongga mulut. Kurangnya rangsangan terhadap sekresi saliva dapat menjadi penyebab terjadinya hal tersebut. Apabila sekresi saliva tidak mengalami rangsangan dalam jangka waktu yang lama akibat kekurangan nutrisi, maka dapat menyebabkan kepekatan atau viskositas saliva menjadi tinggi. Semakin tinggi atau semakin kental viskositas saliva maka dapat menurunkan fungsi self cleansing saliva dan mengakibatkan terjadinya penumpukan plak. Dampak yang terjadi yaitu dapat mengurangi kemampuan rongga mulut untuk menahan infeksi dan kapasitas buffer asam dari plak yang kemudian dapat menimbulkan banyak masalah dalam rongga mulut seperti meningkatnya kerentanan terhadap berbagai kondisi patogen, infeksi mulut, serta menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik saliva pada balita stunting usia 3-5 tahun terutama mengkaji gambaran viskositas saliva pada balita tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di daerah wilayah kerja Puskesmas Silo II, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Subjek penelitian sebanyak 95 balita dilakukan pengumpulan saliva tanpa stimulasi menggunakan metode spitting, kemudian dilakukan pengukuran viskositas saliva. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan persentase. Hasil penelitian yang telah dilakukan, balita stunting berjumlah 95 balita yang berada di daerah wilayah kerja Puskesmas Silo II memiliki nilai viskositas yang tinggi dengan rerata 16,19 cP. Berdasarkan variabel usia didapatkan bahwa viskositas saliva balita berusia 3 tahun memiliki nilai rerata paling tinggi yaitu 16,5 cP. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa viskositas saliva balita perempuan memiliki nilai rerata yang lebih tinggi yaitu 17,60 cP. Berdasarkan tingkat keparahannya, didapatkan bahwa balita sangat pendek memiliki rerata viskositas saliva sebesar 19,12 cP. Dapat disimpulkan bahwa kondisi viskositas saliva baik berdasarkan usia, jenis kelamin, maupun kategori keparahannya menunjukkan nilai yang tinggi. Viskositas saliva balita stunting yang berada di daerah wilayah kerja Puskesmas Silo II menunjukkan hasil yang tinggi karena balita stunting tidak memperoleh nutrisi yang cukup saat masa pertumbuhan. Pada daerah tersebut, balita cenderung tidak memperoleh nutrisi yang cukup sehingga jarang melakukan aktivitas pengunyahan pada rongga mulutnya. Dampak yang dapat terjadi yaitu sekresi saliva akan menurun. Hal tersebut dapat menyebabkan kelenjar saliva mengalami atrofi sehingga laju alir salivanya cenderung rendah. Viskositas saliva yang tinggi sangat berisiko menyebabkan seseorang mengalami berbagai kondisi patogen dalam rongga mulut. Kebutuhan saliva yang tidak tercukupi dengan baik dapat menurunkan fungsi self cleansing saliva sehingga tidak dapat melakukan perannya dengan baik. Apabila kondisi ini tidak segera dicegah dan dibiarkan dalam waktu yang lama, maka kelenjar saliva pada balita stunting akan mengecil secara permanen dan tidak dapat mengalirkan saliva dengan baiken_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Prof. Dr. drg. Ristya Widi Endah Yani, M. Kes. Dosen Pembimbing Pendamping : Dr. drg. Ari Tri Wanodyo Handayani, M. Kes.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectVISKOSITAS SALIVAen_US
dc.subjectBALITA STUNTINGen_US
dc.subjectUSIA 3 – 5 TAHUNen_US
dc.titleGambaran Viskositas Saliva Pada Balita Stunting Usia 3-5 Tahunen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKedokteran Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. drg. Ristya Widi Endah Yani, M. Kes.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. drg. Ari Tri Wanodyo Handayani, M. Kes.en_US
dc.identifier.validatorKacung-31 Januari 2023en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record