dc.description.abstract | Pengelolaan irigasi merupakan pemenuhan kebutuhan dan pengaturan air
yang dilakukan dengan sistem irigasi dalam bidang pertanian. Pemerintah
memberikan perhatian yang lebih terhadap pengelolaan irigasi. Perhatian
pemerintah ini diwujudkan dengan dikeluarkannya, Inpres No.3 Tahun 1999
tentang Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang kemudian
dilanjutkan dengan diterbitkannya Undang - Undang No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air. Dalam Undang-undang No.7 Tahun 2004, juga memuat
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai (PSAWS).
Salah satu PSAWS di Propinsi Jawa Timur yang menerapkan pengelolaan
irigasi adalah Daerah Irigasi Sampean Baru. Pengelolaan Daerah Irigasi Sampean
Baru melibatkan petani dalam bentuk wadah organisasi Himpunan Petani Pemakai
Air (HIPPA). HIPPA di Daerah Irigasi Sampean Baru yang telah terbentuk adalah
HIPPA Desa, HIPPA Gabungan, HIPPA Induk dan HIPPA Federasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembiayaan pengelolaan irigasi,
kinerja ekonomi jaringan irigasi, kinerja sistem jaringan irigasi, dan faktor-faktor
yang berkorelasi dengan kinerja sistem jaringan di Daerah Irigasi Sampean Baru.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskritif dan korelasional.
Pengambilan contoh secara Purposive Sampling dan Disproportional Stratified
Random Sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan
responden berdasarkan kuisioner yang telah dibuat, sedangkan data sekunder
diperoleh dari instansi terkait. Analisis yang digunakan adalah analisis triangulasi,
SGVP, trend, skoring dan Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan:(1) pembiayaan pengelolaan irigasi berasal
dari iuran anggota, dimana besar iuran yang harus dibayar oleh anggota tidak
sama pada masing-masing HIPPA (2) Kinerja ekonomi sistem jaringan irigasi di
v
Daerah Irigasi Sampean Baru memiliki nilai produksi padi ≤ US$ 1.000/ha pada
tahun 1997-2007, dan diperkirakan nilai produksi padi ≤ US$ 1.000./ha di tahun
2008-2012. (3) Kinerja sistem jaringan irigasi di Daerah Irigasi Sampean Baru
adalah tinggi. (4) Faktor-faktor yang berkorelasi dengan kinerja sistem jaringan
irigasi di Daerah Irigasi Sampean Baru adalah pendidikan formal dan jumlah
bulan petani mengakses air, sedangkan yang tidak berkorelasi adalah umur,
pendidkan non formal, pengalaman, luas lahan, tingkat pendapatan, dan jarak
lahan ke pintu bagi. | en_US |