dc.description.abstract | Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII di SMP Negeri 1
Tempurejo Jember, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan tentang pemecahan masalah soal cerita yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari terutama pada materi aritmatika sosial. Di sekolah tersebut
belum pernah diterapkan pembelajaran pemecahan masalah model Polya dan di
dalam kelas guru hanya menerapkan metode pembelajaran konvensional. Hasil
pembelajaran konvensional yang seperti itu ternyata kurang memuaskan karena nilai
dari ujian siswa masih rendah dan kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan
tentang pemecahan masalah soal cerita, terutama yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini juga berakibat pada keaktifan siswa yang sangat kurang. Dalam
pembelajaran untuk memecahkan masalah model Polya ini selain ditekankan masalah
materi, siswa juga ditekankan pada proses menyelesaikan soal dengan empat langkah
model Polya.
Pada pembelajaran pemecahan masalah model Polya terdapat empat langkah,
(1) memahami masalah, dalam tahap ini siswa menentukan apa yang diketahui, apa
yang ditanyakan, apa syarat perlu untuk menyelesaikan soal, apa syarat yang telah
dipenuhi, apa syarat cukup untuk menentukan yang tidak diketahui. (2) Perencanaan
masalah, pada langkah ini strategi yang digunakan adalah mencoba untuk
menentukan hubungan antara hal yang diketahui dan ditanyakan (3) Penyelesaian
masalah, langkah ini mencakup perhitungan (pengerjaan hitung). (4) Memeriksa
vii
kembali, dalam langkah ini diusahakan untuk mengontrol bukti dan hasil maupun
kegunaan gagasan bukti hasilnya untuk menguji persoalan lain
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas
VIID SMP Negeri 1 Tempurejo Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012”.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana penerapan pembelajaran pemecahan masalah model Polya , bagaimanakah
aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran pemecahan masalah model Polya, dan
berapakah persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar menggunakan
pemecahan masalah model Polya.
Penelitian ini memberikan manfaat yaitu dapat meningkatkan pemahaman
tentang bagaimana menyelesaikan soal matematika dengan model Polya, dapat
memberikan informasi kepada guru dengan mengantisipasi dan mempersiapkan diri
untuk menentukan langkah-langkah yang tepat jika menemukan kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika yang dilakukan siswanya, dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman serta dapat dijadikan bekal sebelum terjun langsung
sebagai guru yang profesional serta dapat menjadi sumber informasi dan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Desain penelitian yang digunakan skema penelitian Model Kemmis dan Mc Tanggart
yaitu rancangan penelitian yang terdiri dari 4 fase meliputi perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 1
Tempurejo yang berjumlah 33 siswa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan
data adalah metode wawancara, metode dokumentasi, metode observasi dan metode
tes. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis
meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan ketuntasan hasil belajar siswa.
viii
Penerapan pembelajaran pemecahan masalah model Polya pada pokok
bahasan aritmatika sosial pada siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Tempurejo berhasil
meningkatkan aktifitas siswa tiap pembelajaran dan juga meningkatkan ketuntasan
belajar siswa. Kendala yang didapi selama pembelajaran yaitu ada beberapa
kelompok yang kurang aktif dan masih belum efektifnya pembelajaran pada siklus I
dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan pengelompokan. Namun pada siklus
2 hampir semua kelompok sudah mulai aktif dan siswa sudah mulai terbiasa dengan
bekerja kelompok sehingga pembelajaran sudah mulai terlihat efektifitasnya. Jadi
secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran ini mampu menjadi solusi siswa dalam
mengatasi kesulitan mengerjakan soal cerita, karena tujuan dari pembelajaran ini
yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berbentuk soal
cerita.
Aktivitas siswa pada penerapan pembelajaran pemecahan masalah model
Polya pada pokok bahasan aritmatika sosial pada siswa kelas VII D SMP Negeri 1
Tempurejo bisa dikatakan aktif. Persentase keaktifan siswa secara klasikal di siklus I
adalah 74,62 untuk pembelajaran pertama, 80,68 untuk pembelajaran kedua dan
pada siklus II 82 untuk pembelajaran ketiga, 88,06 untuk pembelajaran keempat.
Persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar menggunakan
pemecahan masalah model Polya pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VIID
SMP Negeri 1 Tempurejo yang berlangsung selama dua siklus. Pembelajaran 1 dan
pembelajaran 2 pada Siklus I, kemudian Pembelajaran 3 dan pembelajaran 4 pada
siklus II. Pada siklus I pembelajaran belum mencapai ketuntasan secara klasikal
karena persentase ketuntasan hanya mencapai 63 dari ketuntasan minimal 85 .
Siklus ke dua barlangsung dengan baik sehingga sudah mencapai ketuntasan secara
klasikal karena persentase ketuntasan mencapai 90 dari ketuntasan minimal 85 .
Dari hasil tes I dan tes II dapat kita lihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa
sebesar 27 | en_US |