Show simple item record

dc.contributor.authorPRBONINGRUM, Tyas
dc.date.accessioned2023-02-20T06:45:48Z
dc.date.available2023-02-20T06:45:48Z
dc.date.issued2022-12-29
dc.identifier.nim171510601102en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112253
dc.description.abstractMasyarakat Tengger memiliki keunikan yang khas dalam peran gender dalam rumah tangga. Rumah tangga masyarakat Tengger merupakan rumah tangga petani hortikultura. Walau demikian, perekonomian rumah tangga masyarakat Tengger disokong oleh 2 sektor ekonomi utama yaitu pertanian hortikultura dan pariwisata Gunung Bromo. Peran dalam sector perekonomian tersebut dibagi berdasarkan peran gender, pada sector pertanian dilakukan oleh wanita atau istri dalam rumah tangga dan pada sector pariwisata dilakukan oleh laki-laki atau suami dalam rumah tangga. Pembagian peran oleh kedua gender dalam ekonomi menyebabkan masyarakat memiliki kesetaraan dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Akan tetapi, perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dirasakan oleh masyarakat rumah tangga Tengger dimana pada tahun 2020 masuknya pandemic Covid-19 menyebabkan banyaknya wisata di Indonesia di tutup termasuk wisata Gunung Bromo. Hal ini menyebabkan laki-laki kehilangan pekerjaan dan sector pertanian mengambil peran tunggal dalam memenuhi ekonomi rumah tangga. Pada peran tunggal tersebut, pengambilan keputusan dalam usahatani yang merupakan peran istri dalam rumah tangga menjadi lebih dominan pada suami dengan analisis menggunakan indicator suami sendiri, suami dominan, suami istri bersama, istri dominan, dan istri sendiri milik Sajogyo (1985). Pada permasalahan yang dihadapi rumah tangga selama pandemic masyarakat memiliki upaya dalam menghadapi masalah tersebut. Upaya tersbut di namakan strategi coping rumah tangga dengan pembagian problem focused coping dan emotional focused coping. Pada problem focused coping strategi yang paling banyak digunakan rumah tangga petani yaitu pada berhenti bekerja di sector pertanian dan kembali ke ladang sendiri dengan presentase keputusan digunakan sebanyak 90% dengan keputusan 100% suami domianan, sementara strategi terendah yaitu pada memperkecil pengeluaran sehingga kebutuhan tercukupi dengan prsentase 6,66% rumah tangga menggunakan dengan keputusan 90% suami istri bersama. Sementara untuk Emotional focused coping yang paling benyak digunakan yaiu menanam tanaman bawang prei sebanyak 100% rumah tangga yang menggunakan dengan keputusan 70% istri dominan, dan yang paling tidak banyak digunakan adalah strategi menyerahkan semua keputusan pada pemerintah sebesar 30% dengan pengamblan keputusan 66,67% suami dominan. Sementara foktor dalam pengambilan keputusan diketahui faktor yang mempengaruhi tinggi renahnya keputusan wania Tengger adalah selisih umur (X1). Semakin tinggi selisih umur sumi istri maka dapat menurunkan peluang tingginya pengambilan keputusan wanita sebesar 21,8 kali.en_US
dc.description.sponsorshipProf.Dr.Ir. Yuli Hariyati MSen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectWANITA TENGGERen_US
dc.subjectGENDERen_US
dc.titlePeran Wanita Tengger: Pengambilan Keputusan Usahatani dan Strategi Coping Rumah Tangga Petani Hortikultura saat Pandemien_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgribisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Prof.Dr.Ir. Yuli Hariyati MSen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record