Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Cacing Tanah (Pheretima Javanica K.) dengan Suhu Pelarut 50 derajat C dan Tanpa Pemanasan terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi serta Pemanfaatannya sebagai Buku Nonteks
Abstract
Pengobatan menggunakan berbagai organisme seperti hewan, telah banyak
dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit. Salah satu organisme yang memiliki
potensi untuk pengobatan adalah cacing tanah (Pheretima javanica). Senyawa aktif
cacing tanah banyak digunakan sebagai bahan obat yang dapat diperoleh melalui
proses ekstraksi. Ekstraksi dengan cara dingin dilakukan dalam suhu ruang, karena
relatif aman untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan. Penambahan
panas dengan suhu 50
C pada ekstraksi juga dapat membantu mempercepat
terjadinya proses ekstraksi, sehingga ekstrak yang diperoleh lebih banyak. Cacing
tanah mengandung peptida antimikroba yang merupakan senyawa bersifat polar dan
mudah berikatan dengan pelarut polar salah satunya air.
Cacing tanah banyak digunakan sebagai obat menurunkan panas, mengobati
tifus, disentri dan sebagai antibakteri. Cacing tanah mempunyai daya bunuh terhadap
bakteri karena mengandung protein tinggi dan seyawa alkaloid yang bersifat
bakteriostatik. Ekstrak cacing tanah memiliki potensi dalam membunuh bakteri gram
negatif, salah satunya yaitu Salmonella typhi. Bakteri tersebut secara alami hidup
pada saluran gastrointestinal, namun bila dalam jumlah abnormal maka akan
menimbulkan penyakit. Antibiotik yang sering digunakan dalam mengobati penyakit
akibat infeksi Salmonella typhi yaitu cefixime, kloramfenikol, tiamfenikol,
azitromisin, ceftriaxone dan ampisilin. Penggunaan antibiotik yang tidak prosedural
dan tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah baru yaitu munculnya resistensi.
Cacing tanah (Pheretima javanica) merupakan jenis cacing tanah yang jumlah
populasinya paling banyak di Pulau Jawa, sehingga memiliki potensi untuk dijadikan
sebagai obat alternatif atau antibakteri untuk mengganti antibiotik sebelumnya yang
telah resisten terhadap bakteri Salmonella typhi. Dengan demikian akan dilakukan
penelitian mengenai pengaruh konsentrasi ekstrak cacing tanah (Pheretima javanica
K.) pada suhu pelarut berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui suhu pelarut ekstrak yang efektif
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Menentukan KHM (Konsentrasi
Hambat Mnimal) dan KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal) ekstrak cacing tanah
(Pheretima javanica K.) terhadap bakteri Salmonella typhi. Menentukan konsentrasi
ekstrak cacing tanah (Pheretima javanica K.) yang paling efektif serta
mengembangkannya dalam bentuk produk buku nonteks sehingga hasil penelitian
dapat diketahui oleh masyarakat.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris yang
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Jember. Penelitian mengenai KHM (Konsentrasi Hambat Minimal dan KBM
(Konsentrasi Bunuh Minimal) dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Uji KHM dan
KBM menggunakan serial konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% dan
10%, dengan kontrol positif berupa Ciprofloxacin 0,001% dan kontrol negatif berupa
aquadest. Analisis data menggunakan uji Anova yang dilanjutkan dengan uji LSD
serta uji T (Independent Sample T test).
Ekstrak cacing tanah (Pheretima javanica K.) dengan suhu pelarut 50 C
memiliki KHM sebesar 4% dengan zona hambat 1,6 mm dan KBM sebesar 5%
dengan zona hambat 2,7 mm terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Ekstrak
cacing tanah (Pheretima javanica K.) dengan pelarut tanpa pemanasan memiliki
KHM sebesar 8% dengan zona hambat 1,3 mm dan KBM sebesar 9% dengan zona
hambat 2,2 mm terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Hasil uji Anova
diketahui bahwa nilai taraf signifikasi sebesar 0,000 atau <0,05 yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh secara signifikan pemberian serial konsentrasi ekstrak
cacing tanah (Pheretima javanica) pada suhu pelarut berbeda terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi.
Hasil uji LSD diketahui bahwa pada konsentrasi 10% menunjukkan nilai
signifikasi <0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi 10% merupakan
konsentrasi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
Uji Independent Sample T-test diperoleh hasil taraf signifikasi 0,000 sehingga
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan suhu pelarut
50 o C dengan pelarut tanpa pemanasan terhadap zona hambat yang dihasilkan.
Berdasarkan mean rank pada uji Independent Sample T-test diketahui bahwa mean
pada ekstrak dengan suhu pelarut 50 C lebih besar yakni 160.7333 dari pada mean
pada ekstrak dengan pelarut tanpa pemanasan yakni 91.4000, sehingga dapat
disimpulkan bahwa suhu pelarut ekstrak yang efektif yakni suhu 50o C.
Hasil validasi oleh 2 validator yaitu ahli materi dan ahli media diperoleh rerata o
skor sebesar 3,88 dan rerata persentase nilai validasi sebesar 80%. Berdasarkan hasil
terssebut, maka menunjukkan bahwa buku nonteks yang berjudul “Pemanfaatan
Ekstrak Cacing Tanah (Pheretima javanica K.) sebagai Antibakteri Salmonella typhi”
dinyatakan layak untuk dijadikan sebagai buku bacaan oleh masyarakat umum.