Show simple item record

dc.contributor.authorMargaret Sulung Dita Patuala
dc.date.accessioned2013-12-20T05:52:44Z
dc.date.available2013-12-20T05:52:44Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM060210192074
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11141
dc.description.abstractMata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif. Pada umumnya, metode yang sering digunakan dalam pembelajaran fisika adalah metode ceramah, dengan kegiatan belajar mengajar fisika yang berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan fisika menjadi pelajaran yang kurang menarik bagi siswa. SMA Negeri 1 Kencong adalah salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika bahwa pada saat pembelajaran siswa terlihat pasif, hanya beberapa siswa yang mendengarkan penjelasan guru sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Tujuan dari penelitian ini mengkaji perbedaan antara hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model inkuiri terbimbing berstrategi peer lesson dengan pembelajaran konvensional dan mendesripsikan aktivitas belajar fisika yang menggunakan model inkuiri terbimbing berstrategi peer lesson . Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kencong. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Rancangan penelitian menggunakan control group pre-test post-test. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah menggunakan SPSS 15 untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan presentase aktivitas untuk mengetahui aktivitas belajar fisika siswa secara kesulurahan. Melalaui perhitungan uji t menggunakan SPSS 15 dengan metode analisis Independent Sample t-test pada diperoleh nilai t hitung . Pada nilai post-test eksperimen nilai t yang digunakan adalah pada equal variance assumed maka t hitung = 28,523. Nilai t hitung ini dikonsultasikan dengan nilai t yang memiliki nilai df = 68 sehingga hipotesis nihil (H o tabel ) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Sedangkan pada taraf signifikasi 5 % diperoleh nilai signifikansi 0,00. Maka nilai p (signifikansi) < 0,05. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model inkuiri terbimbing berstrategi peer lesson pada pembelajaran fisika. Hasil analisis aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model inkuiri terbimbing berstrategi peer lesson pada pertemuan pertama dan kedua aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari 85,01 % menjadi 86,41 % dan termasuk pada kategori aktif. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model inkuiri terbimbing berstrategi peer lesson dengan model konvensional pada pembelajaran fisika di SMA . (2) Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fisika kelas X di SMA Negeri 1 Kencong model Inkuiri Terbimbing berstrategi peer lesson mengalami peningkatan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210192074;
dc.subjectModel Inkuiri Terbimbing, Peer Lesson, Pembelajaran Fisikaen_US
dc.titlePENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERSTRATEGI PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record