Hubungan Antara Food Taboo dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sukowono Kabupaten Jember)
Abstract
niversitas Jember.
Adanya perubahan tubuh yang signifikan selama masa kehamilan memicu
ibu hamil rentan mengalami anemia, salah satu perubahan yang dialami ibu hamil
yaitu kebutuhan oksigen yang tinggi. Meningkatnya perubahan sirkulasi pada
pertumbuhan payudara dan perkembangan plasenta menyebabkan perubahan
hematalogi. Terjadinya hal ini karena volume darah mengalami peningkatan pada
trimester II kehamilan. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan
kadar hemoglobin (hb) di bawah batas normal. Kadar hemoglobin pada ibu hamil
yang mengalami anemia yaitu < 11 gr/dl pada trimester I dan III, serta < 10,5 gr/dl
pada trimester II gr/dl.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan antara food
taboo dan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukowono. Penelitian ini merupakan
penelitian survey dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di
wilayah kerja Puskesmas Sukowono, Jember dengan simple random sampling
sebanyak 35 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada 5-23 September 2022.
Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan cara melakukan pengisian
kuesioner terkait karakteristik responden yang meliputi usia, status bekerja,
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil, jarak kehamilan, pendapatan keluarga, food
taboo dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, dan data sekunder
diperoleh dari buku KIA ibu untuk mengetahui data ibu hamil yang mengalami
anemia. Penelitian ini telah mendapat ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
No.259/KEPK/FKM-UNEJ/IX/2022
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 21-
30 tahun. Terdapat 12 responden (34,3%) yang bekerja. Mayoritas responden
menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tamat sekolah dasar. Sebanyak 22
responden (62,9%) memiliki pengetahuan yang kurang. Sebanyak 15 responden
(68,2%) memiliki jarak kehamilan yang beresiko (<2 dan >5 tahun). Hampir
seluruh responden memiliki pendapatan yang rendah yakni ≤ Rp.2.355.662,9.
Sebagian responden menerapkan food taboo selama masa kehamilan berlangsung.
Sebesar 45,7% responden tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.
Sebanyak 11 responden (31,4%) mengalami anemia. Penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan antara food taboo dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p-value sebesar 0,001, dan hasil uji chi square antara kepatuhan
mengkonsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil hamil
trimester II di wilayah kerja Puskesmas Sukowono mendapatkan nilai p-value
sebesar 0,001 yang artinya terdapat hubungan diantara keduanya.
Saran yang dapat diberikan kepada petugas kesehatan, hendaknya petugas
kesehatan melakukan penyuluhan dan kelas ibu hamil kepada ibu hamil secara
menyeluruh untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Petugas kesehatan
diharapkan melakukan kunjungan rutin ke rumah-rumah ibu hamil minimal
seminggu sekali untuk mengontrol kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah. Saran untuk Ibu hamil, diharapkan lebih selektif lagi dalam
menerima dan memahami informasi terkait makanan yang dilarang untuk
dikonsumsi saat hamil. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih memperhatikan
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil seperti
jumlah anggota keluarga, riwayat anemia pada saat masa sebelum kehamilan, dan
pola konsumsi. Tabel bahan makanan yang ditabukan dapat ditambahkan sumber
bahan makanan lain yang mengandung tinggi besi, vitamin C, dan protein.
Penelitian terkait food taboo hendaknya dilakukan secara kualitatif
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]