dc.description.abstract | Fisika membutuhkan pembuktian teori melalui pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan, percobaan atau praktikum dan
analisis data untuk mendapatkan kesesuaian teori dengan kejadian yang dialami dalam
kehidupan nyata. Pentingnya pembuktian teori melalui percobaan, pengamatan, atau
praktikum juga didukung oleh Brockhaus (dalam Druxes, 1986) yang menyatakan,
dalam mempelajari fisika dilakukan melalui penelitian, percobaan, pengukuran, dan
penyajian data yang sistematisPenggunaan pengamatan dan pengukuran dalam
mempelajari fisika adalah hal yang penting (Halliday, 1997). Young dan Freedman
(2003) juga berpendapat bahwa bahwa fisika merupakan suatu ilmu eksperimental.
Eksperimental yang dimaksud dalam pembelajaran fisika dibutuhkan kegiatan
eksperimen untuk mendapatkan pemahaman dan penguasaan konsep dan teori yang
baik yang terjadi dalam setiap fenomena fisika. Maka dari itu, pembelajaran fisika tidak
dapat dipisahkan dengan kegiatan praktikum atau percobaan. Salah satu kegiatan
praktikum atau percobaan yang penting adalah tentang gelombang bunyi. Gelombang
bunyi merupakan suatu kejadian yang setiap saat terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya saat kita mendengar bunyi kendaraan, bunyi air, music, dan masih banyak
sumber bunyi yang menghasilkan berbagai macam bunyi yang kita dengar. Oleh karena
itu, praktikum atau percobaan tentang bunyi adalah hal yang penting, karena banyak
siswa yang kurang begitu memahami dan menguasai konsep tentang bunyi yang
termasuk dalam salah satu bahasan pokok di fisika.
Kegiatan praktikum atau percobaan secara konvensional dengan menggunakan
tabung resonansi dan garpu tala yang digetarkan secara manual memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam pengamatan yang dapat diakibatkan dari beberapa factor,
salah satunya adalah kesalahan dari manusia atau human error. Selain itu menurut penelitian Nurkholis (Nurkholis dkk, 2014) dalam praktikum resonansi bunyi siswa
kesulitan dalam menentukan resonansi bunyi, karena frekuensi dari garpu tala yang
cukup rendah. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Haisy (Haisy dkk,
2015) bahwa sistem pengoperasian dari alat peraga resonator lama yang masih manual
yaitu dengan menggunakan garpu tala sebagai sumber frekuensi bunyi dan pengaruh
dari suara disekitar yang dapat mengganggu pendengaran praktikan pada saat
mengamati titik resonansi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa praktikum yang dilakukan
secara konvensional memiliki banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki.
Kekurangan dalam praktikum konvensional dapat diperbaiki, salah satunya dengan
menggunakan arduino. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Febri dan Eppy
(Febri, Muhammad dan Eppy Yundra, 2019) tentang pengembangan trainer kit
mikrokontroler Arduino Uno sebagai media penunjang pembelajaran mendapatkan
hasil bahwa trainer kit berbasis Arduino layak dan efektif digunakan sebagai pengganti
cara konvensional.
Tahap pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan yang telah disediakan.
Alat dan bahan yang akan digunakan harus sudah dalam kondisi yang baik. Bahan yang
akan digunakan adalah satu buah Arduino Uno, satu buah sensor ultrasonik HC SR-04,
satu buah pengeras suara, dua buah set kabel jumper, satu buah LCD 16 x 2, satu buah
I2C, tabung resonansi, garpu tala, dan mistar. Tahap kedua adalah merancang dan
mengkalibrasi alat. Sesudah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
penelitian seperti, Arduino, satu buah sensor ultrasonik HC SR-04, satu buah pengeras
suara, dua buah set kabel jumper, satu buah LCD 16 x 2, satu buah I2C, tabung
resonansi, garpu tala, dan mistar. Merangkai alat seperti yang telah digambarkan pada
desain alat.
Tahap selanjutnya adalah menganalisis menggunakan spss dengan metode
regresi. Pada tahap ini menganalisis untuk mengetahui apakah nilai R yang dihasilkan
mendekati atau menjauhi 1.000 dan juga apakah persebaran data yang dihasilkan
mendekati atau menjauhi garis normal. Pada pengukuran jarak didapatkan bahwa nilai
R squared (R2 = 1,000) dan nilai R squared pada frequency counter (R2
= 0,881) Dengan grafik normalisasi persebaran data mendekati garis normal. Hal ini
menunjukkan bahwa data yang dihasilkan oleh alat yang dikalibrasi dikatakan valid.
Dari hasil yang telah diperoleh dari pengukuran menggunakan alat yang telah
dirancang, alat yang dirancang dapat dinyatakan berhasil mengukur jarak dan juga
frekuensi bunyi. | en_US |